Bisnis.com, JAKARTA - Seiring keputusan Rosan Roeslani untuk mundur dari jabatan Wakil Menteri BUMN dan memilih fokus menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju (TKN KIM), kenapa sosoknya tak digantikan orang baru?
Pengamat dari BUMN Research Group Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB UI) Toto Pranoto menilai bahwa tantangan kementerian BUMN pada periode ini terbilang lebih berat dari sebelumnya.
"Tantangan kementerian, termasuk yang memegang jabatan Wamen BUMN ke depan adalah bagaimana mempertahankan kinerja BUMN yang bagus pada periode 2021/2022, karena sebagian besar juga tertolong faktor eksternal yang favourable, misal harga komoditas yang meroket," jelasnya kepada Bisnis, Sabtu (28/10/2023).
Menurut Toto, posisi Wamen BUMN itu memang idealnya diisi kriteria profesional yang berpengalaman dalam pengelolaan korporasi besar, memahami dinamika bisnis global, serta punya gagasan orisinal dalam membawa BUMN Indonesia menjadi regional & global player.
Namun, menilik kondisi saat ini, di mana kementerian BUMN tengah dikejar target-target untuk meningkatkan daya saing setiap entitas di waktu yang terbilang singkat, kecil kemungkinan Menteri BUMN akan mengambil orang baru untuk mengisi jabatan wamen BUMN.
Posisi yang di-handle oleh Rosan pun, sebenarnya banyak melanjutkan apa yang sebelumnya dikerjakan Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko, di mana saat ini mengisi posisi Wamen yang ditinggalkan Pahala Mansury.
Baca Juga
"Karena situasi 2023 dan ke depan akan berbeda, bagaimana strategi daya saing BUMN bisa dipertahankan? Diperlukan wamen BUMN yang punya pandangan visioner sekaligus berpengalaman, sebagai eksekutor yang handal dalam rangka membantu merealisasikan target kementerian," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir pun memastikan bahwa pihaknya tidak akan menambah orang baru untuk menggantikan posisi Rosan. Jabatan Wamen BUMN diputuskan hanya ada satu dan akan diisi oleh Tiko.