Bisnis.com, JAKARTA - Nokia, perusahaan teknologi ternama asal Finlandia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 14.000 karyawan untuk mengurangi biaya, setelah permintaan untuk peralatan 5G generasi berikutnya membukukan penjualan yang menurun.
Nokia dan pesaingnya, Ericsson mencoba untuk meningkatkan penjualannya ke India, pasar dengan margin keuntungan rendah, untuk mengimbangi permintaan yang melambat di negara-negara seperti Amerika Serikat (AS).
Karena permintaan melambat di negara-negara seperti Amerika Serikat, Nokia dan pesaingnya, Ericsson, mencoba mengimbangi sedikit kelemahan tersebut dengan peningkatan penjualan ke India, pasar dengan margin keuntungan rendah.
“Situasi pasar benar-benar menantang dan hal ini terlihat dari fakta bahwa di pasar terpenting kami, yaitu pasar Amerika Utara, penjualan bersih kami turun 40% di kuartal ketiga,” kata Kepala Eksekutif Pekka Lundmark, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/10/23).
Nokia menargetkan penghematan sekitar 800 juta hingga 1,2 miliar euro hingga 2026, yakni tenggat waktu untuk mewujudkan rencana margin operasional jangka panjang, setidaknya sebesar 14%.
Menyambung hal tersebut, Nokia berencana untuk mengurangi jumlah karyawan menjadi 72.000-77.000 karyawan, dari yang sebelumnya sebesar 86.000, atau sekitar 16% pemangkasan pekerjaan pada level tertinggi.
Baca Juga
Lundmark kemudian menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan perwakilan karyawan. Namun, dia mengatakan ingin melindungi penelitian dan pengembangan.
Nokia mengharapkan setidaknya 400 juta euro penghematan pada tahun 2024 dan tambahan 300 juta euro pada tahun 2025.
Ericsson yang juga telah melakukan PHK terhadap ribuan karyawan pada tahun ini, menuturkan bahwa ketidakpastian yang mempengaruhi bisnis mereka akan berlanjut hingga 2024.
Nokia juga menyerukan hal yang sama seperti Ericsson mengenai ketidakpastian tersebut. Namun, Nokia menuturkan bahwa akan ada perbaikan musiman yang lebih normal.
Ericsson, yang juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan tahun ini, mengatakan pada hari Selasa bahwa ketidakpastian yang mempengaruhi bisnis mereka akan berlanjut hingga tahun 2024.
Nokia, yang juga menyampaikan komentar yang serupa dengan Ericsson tentang ketidakpastian, mengatakan bahwa akan ada perbaikan musiman yang lebih normal dalam bisnis jaringan mereka pada kuartal IV/2023. Perusahaan juga tidak memangkas proyeksi setahun penuh.
"Kami terus percaya pada pasar jangka menengah hingga jangka panjang, tetapi kami tidak akan duduk dan menunggu dan berdoa agar pasar pulih dalam waktu dekat," jelas Lundmark, yang juga tidak mengetahui kapan pasar akan pulih.