Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) menambahkan 42 perusahaan China ke dalam daftar kontrol ekspor pemerintah atas dukungan terhadap Rusia.
Diketahui bahwa terdapat tujuh entitas lainnya berasal dari Finlandia, Jerman, India, Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris, yang juga didaftarkan ke dalam daftar kontrol ekspor perdagangan tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang masuk daftar kendali ekspor tersebut diketahui adalah perusahaan yang menyumbangkan mikroelektronika kepada militer Rusia untuk penggunaan sistem panduan presisi pada rudal dan drone yang menargetkan warga sipil di Ukraina.
China kemudian menyebut bahwa tindakan dari Paman Sam tersebut adalah pemaksaan ekonomi dan intimidasi satu pihak.
"Amerika Serikat seharusnya segera memperbaiki praktik-praktik salahnya dan menghentikan penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan-perusahaan China," jelas Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/10/23).
Kemudian, mengutip South China Morning Post (SCMP) pada Minggu (8/10) pihak Kementerian juga mengatakan bahwa China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan, untuk secara tegas membela hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China.
Baca Juga
Dari 42 perusahaan tersebut, diketahui 35 di antaranya memiliki kantor di Hong Kong atau Shenzhen yang berdekatan. Perusahaan-perusahaan yang terkena dampak ini juga hadir di kota-kota besar negara tersebut, termasuk Shanghai, Chengdu, Guangzhou, dan Xian.
Tak hanya itu, hal ini juga terjadi ketika AS dan China semakin dekat untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation summit bulan depan.
“Penambahan Daftar Entitas hari ini memberikan pesan yang jelas, jika Anda memasok sektor pertahanan Rusia dengan teknologi asal AS, kami akan mencari tahu, dan kami akan mengambil tindakan,” jelas Asisten Menteri Penegakan Ekspor Matthew Axelrod dalam pernyataannya, yang dilaporkan Reuters pada Jumat (6/10).
Kemudian, Kementerian Perdagangan AS dalam pernyataannya juga mengungkapkan bahwa sirkuit tersebut mencakup mikroelektronika yang digunakan Rusia, untuk sistem paduan presisi dalam peluru kendali dan drone yang diluncurkan terhadap target sipil di Ukraina.
Diketahui bahwa sudah 20 bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina, di mana serangan rudal Rusia di sebuah desa di bagian timur laut Ukraina pada Kamis (5/10) menewaskan setidaknya 52 orang dalam satu serangan, menjadikan salah satu serangan yang paling mematikan yang pernah terjadi.
Perusahaan-perusahaan kemudian ditambahkan ke Daftar Entitas AS, ketika AS menganggapnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, atau kebijakan luar negeri AS.
Pemasok kemudian harus diberikan izin lisensi yang umumnya sulit diperoleh sebelum mengirimkan barang ke entitas dalam daftar.