Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Nikel! Ini Sumber Daya Alam Terbesar RI untuk Perangi Perubahan Iklim

Penelitian Ocean Panel menyatakan sektor kelautan dapat mempengaruhi perubahan iklim, dengan pengurangan emisi hingga 35 persen pada 2050.
Nelayan menangkap ikan di laut Jawa, Minggu (24/7/2022). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Nelayan menangkap ikan di laut Jawa, Minggu (24/7/2022). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Ocean Panel melakukan penelitian ulang mengenai peluang sektor kelautan dalam pengaruhnya terhadap perubahan iklim yang awalnya dieksplorasi dalam laporan 2019.

Berdasarkan temuan terbaru mengungkapkan bahwa solusi berbasis kelautan dapat berkontribusi sebesar 11-35 persen untuk pengurangan emisi tahunan yang dibutuhkan pada 2050 dan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. 

"Kemajuan yang menjanjikan dalam energi terbarukan lepas pantai dan kemungkinan beralih dari minyak dan gas lepas pantai dalam bauran energi global telah memperluas potensi pengurangan emisi," katanya, dalam laporan yang dibagikan, Sabtu (23/9/2023). 

Solusi berbasis alam seperti melindungi ekosistem pesisir, merupakan pendekatan yang sejalan dengan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal.

Jika dilihat berdasarkan data, wilayah laut Indonesia sangat luas dan tentunya dengan luasnya lautan yang dimiliki, dapat memerangi perubahan iklim dan mengurangi emisi. 

Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut, luas perairan Indonesia sebesar 6,4 juta kilometer persegi.

Sementara itu, dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 2,55 juta kilometer persegi merupakan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Menurut lembaga itu, tindakan tegas diperlukan di berbagai bidang dan harus disertai dengan pengurangan emisi yang besar di seluruh sumber gas rumah kaca di bumi.

Untuk mencapai hasil yang berarti, juga perlu mengatasi degradasi ekosistem pesisir dari sumbernya dan terlibat dalam perlindungan dan konservasi ekosistem pesisir secara proaktif.

Pasalnya, setelah ekosistem hilang dan karbon dilepaskan ke atmosfer, diperlukan waktu puluhan tahun hingga berabad-abad bagi ekosistem untuk bisa memulihkan karbon. 

Pada akhirnya, tindakan hanya dapat dicapai melalui kemitraan yang ambisius, inklusif, dan kolaboratif untuk mengatasi tantangan laut, termasuk mengurangi polusi, dan meningkatkan kerja sama internasional. 

"Menyadari bahwa lautan adalah hal yang berharga dalam memerangi perubahan iklim, kami mengajak pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan individu untuk segera mengambil tindakan untuk melindungi dan memulihkan kesehatan laut sambil merangkul solusi berbasis laut yang berkelanjutan," ucapnya.

Adapun dengan mempertimbangkan analisis komprehensif yang disajikan dalam laporan tersebut, jelaslah bahwa laut dan solusi berbasis laut memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi perubahan iklim dan konsekuensinya yang luas.

"Bersama-sama, kita dapat mengamankan masa depan yang lebih hijau, lebih tangguh, dan adil bagi planet kita dan semua penghuninya," lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper