Bisnis.com, JAKARTA – Rupert Murdoch, salah satu tokoh paling berpengaruh dan kontroversial di industri media, mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan media Fox Corp. dan News Corp. setelah berkarir selama tujuh dekade.
Melansir Bloomberg, Jumat (22/9/2023), putra Rupert, Lachlan Murdoch, akan menggantikan posisinya sebagai pimpinan tunggal di News Corp dan tetap menjabat sebagai executive chairman dan CEO Fox.
Murdoch dikenal sebagai sosok yang sangat konservatif dengan kepemilikan surat kabar di Amerika Serikat, Inggris, dan negara asalnya, Australia. Dia menciptakan bisnis televisi yang mencakup raksasa berita kabel AS, Fox News. Jangkauannya membuatnya menjadi kingmaker atau yang memiliki kekuatan dalam arah politik konservatif.
Selain itu, kerajaan medianya telah membentuk kembali lanskap media dan hiburan di seluruh dunia.
"Dia adalah salah satu dari jenisnya. Dia berpikir secara global namun bertindak secara lokal. Kariernya sangat menarik dan bergejolak,” ungkap analis Bank of America Jessica Reif Ehrlich seperti dilansir Bloomberg, Jumat (22/9/2023).
Meskipun posisi Lachlan sebagai ahli waris telah disampaikan kepada komunitas investor selama bertahun-tahun, keputusan Rupert ini mengukuhkan kendali putra sulungnya atas bisnis-bisnis tersebut.
Baca Juga
Keputusan Rupert Murdoch mewariskan kerajaan bisnisnya kepada Lachlan sekaligus memberikan tugas yang berat, yaitu memimpin perusahaan TV kabel dan surat kabar keluarga di tengah perubahan industri ini.
Kerajaan media Murdoch telah lama dipandang sebagai raksasa, dengan pengaruh yang sangat besar terhadap berita, hiburan, dan politik. Namun, sejak menjual sebagian besar bisnis film dan TV-nya kepada Walt Disney Co. senilai US$71,3 miliar pada tahun 2019, Fox telah menjadi ikan kecil di tengah lautan ikan paus, dengan fokus utama pada berita dan olahraga. Perusahaan ini masih sangat bergantung pada bisnis TV kabel dan media cetak yang sedang menurun.
Mario Gabelli, seorang investor lama di perusahaan-perusahaan media, mengatakan Murdoch turun bersama para pemimpin industri ini, seperti Sumner Redstone.
”Anda harus memuji nilai plusnya, bersama dengan lubang-lubang yang terlihat jelas yang terjadi selama bertahun-tahun,” ungkapnya.
Lachlan sekarang akan memiliki lebih banyak kebebasan untuk menentukan arah bisnis media. Di Fox, hal ini berarti menavigasi pergeseran besar-besaran dalam penayangan TV dari jaringan over-the-air (OTA) ke streaming, sembari mengatasi dampak hukum yang sedang berlangsung dari liputan pemilu 2020 perusahaan dan berjuang untuk menjaga agar saluran berita keluarganya tetap relevan ketika media lain mencari pemirsa konservatif.
Di News Corp, yang dipimpin oleh CEO Robert Thomson, perubahan arah ini ini berarti menghadapi penurunan jumlah surat kabar yang tak terhindarkan dan ancaman yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Kerajaan media Murdoch berjaya di era yang didominasi oleh media cetak, bioskop, dan televisi kabel dan siaran. Perusahaan ini belum mencapai keunggulan yang sama di era video streaming dan konten pendek yang dibuat oleh pengguna.
Lachlan telah membuat beberapa keputusan bisnis yang cerdas, seperti akuisisi layanan streaming Tubi senilai US$440 juta pada tahun 2020. Produk yang didukung iklan ini sekarang mengklaim pangsa yang sama dari total tontonan TV dengan layanan Max milik Warner Bros Discovery Inc, menurut data Nielsen.
Namun, saluran tradisional Fox, jaringan siaran dan outlet berita kabel, terus kehilangan penonton. Selain itu, perusahaan tidak memiliki strategi yang jelas untuk tatanan streaming yang baru. Perusahaan ini tidak pernah mengungkapkan jumlah pelanggan Fox Nation, layanan streaming berbayar US$6 per bulan yang berfokus pada penonton konservatif.
Secara internal, para eksekutif Fox mengatakan bahwa mereka akan dapat mengumpulkan biaya di masa depan dari layanan streaming yang mungkin bermitra dengan mereka. Namun, dengan konsumen yang membatalkan langganan TV kabel mereka, analis Wall Street memperkirakan perusahaan hanya akan tumbuh tipis selama beberapa tahun ke depan.
Analis memproyeksikan pendapatan akan naik dari US$14,9 miliar pada tahun fiskal 2023 menjadi US$15,7 miliar dalam empat tahun.
Sementara itu, surat kabar News Corp. berusaha menarik lebih banyak pelanggan digital dan pengiklan online karena jumlah pembaca cetak berkurang.