Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang Warung Tegal (Warteg) mengeluhkan harga beras yang melonjak drastis hingga mempengaruhi usaha mereka dan melakukan 3 siasat.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan para pedagang Warteg saat ini mendapati harga beras hingga Rp15.000 per liter. Adapun jenis beras yang dominan digunakan oleh Warteg yakni jenis beras IR64 yang memiliki tekstur pulen tidak lengket.
"Kalau teman-teman di Warteg bicara bukan kenaikan harga, tapi ini ganti harga. Kita dihadapi dengan harga beras yang mahal," ujar Mukroni dalam sebuah diskusi publik secara virtual, Rabu (20/9/2023).
Mukroni membeberkan sejumlah hal dilakukan pelaku usaha Warteg untuk menyiasati kenaikan harga beras yang gila-gilaan saat ini. Menurutnya, hal itu dilakukan guna mempertahankan pendapatan yang berkelanjutan.
Pertama, sejumlah pelaku Warteg mempertimbangkan untuk mengurangi porsi nasi. Misalnya, dalam 1 kilogram beras menjadi 10 porsi, dari sebelumnya hanya 9 porsi. Menurutnya, opsi ini menjadi yang paling realistis dibandingkan menaikkan harga makanan di tengah daya beli masyarakat yang belum pulih seutuhnya.
Cara kedua yaitu menaikkan harga dengan membuat paket menu. Misalnya dari Rp15.000 per porsi, ditingkatkan menjadi Rp17.000 per porsi dengan promo gratis es teh manis. Namun, menurut dia, cara ini masih minim dipilih pelaku warteg. Adapun untuk mempertahankan pendapatan, kata Mukroni, sejumlah Warteg juga mungkin mengambil opsi mengurangi asisten warteg.
Baca Juga
Selain itu, Mukroni mengatakan siasat ketiga yang bisa dilakukan saat harga beras mahal adalah mengganti ukuran piring menjadi lebih kecil.
"Ukuran piring dikurangi sehingga porsi nasinya kelihatan banyak," jelasnya.
Mukroni mengatakan, selama harga beras yang mahal saat ini, alternatif pembelian bersama beras melalui koperasi menjadi cukup membantu. Pembelian secara grosir dianggap dapat mengurangi sedikit harga beras dibandingkan pembelian secara ecer.
"Koperasi nanti membeli bahan baku secara besar sehingga harganya murah. Misalnya langsung beli ke Bulog berapa ton," katanya.
Dia pun mendesak pemerintah agar dapat segera mengantisipasi harga beras. Musababnya, para pedagang warteg terus berharap agar harga beras tidak lagi melonjak drastis. Operasi pasar dan pengadaan stok dianggap perlu dilakukan lebih masif.
"Kami mengikuti perkembangan harga, tapi ternyata dari lebaran sampai sekarang harganya naik terus, enggak pernah turun. Ini kami sulit mengantisipasi," ujarnya.
Menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata beras medium per hari ini sebesar Rp12.850 per kilogram. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No. 7/2023 yakni sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium.