Bisnis.com, SHANGHAI – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menilai bahwa jumlah tenaga ahli kereta cepat di Tanah Air masih sangat minim. Di sisi lain, ekosistem kereta cepat sudah mulai berjalan.
Orang nomor dua di Indonesia itu pun meminta agar mahasiswa RI di China untuk menuntut ilmu di bidang tersebut dan selanjutnya pulang untuk mengabdi di Indonesia.
"Ahlinya [Kereta Cepat] baru beberapa orang yang kita miliki. Karena itu semua mahasiswa kita harus jadi ahli diberbagai ilmu, bahkan jangan sampai tersisa ilmu di China ini. Ambil terus semuanya. Jangan hanya, 10—20 persen [jenis jurusan yang dipelajari]," ujarnya di Hotel JW Marriott Marquis Shanghai Pudong, Shanghai, Senin (18/9/2023) malam.
Menurutnya, tenaga ahli makin dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia sejahtera dan Indonesia maju, mengingat saat ini pemerintah dalam rezimnya tengah menggalakkan pembangunan.
Oleh sebab itu, Wapres Ke-13 RI itu menyebut meskipun mengingatkan agar jangan lupa pulang ke Indonesia, tetapi bagi yang ingin memperdalam studinya atau menimba pengalaman untuk sementara merupakan hal yang baik dan tidak ada larangan untuk melakukan itu.
Dia pun mengaku senang saat mengetahui ada seorang mahasiswa Tanah Air yang tengah menggali ilmu sedalam-dalamnya di China, terkait dengan bidang Kereta Cepat di Negeri Panda itu.
Baca Juga
"Saya tadi tertarik ada mahasiswa yang sedang belajar urusan kereta api, dia S1-nya di Nanning, dia belajar kereta cepat yang di Indonesia per jamnya 350 km dan sekarang dia belajar di Shanghai untuk belajar Kereta Cepat Maglev yang kecepatannya 650 km/jam ini yang saya kira bagus," katanya.
Ma'ruf menambahkan bahwa pemerintah mendorong agar anak-anak Indonesia untuk menuntut ilmu ke manapun. Salah satunya ke China, sebab Negeri tirai bambu itu merupakan salah satu negara yang maju di bidang bisnis, teknologi dan sebagainya.
Sehingga, dia melanjutkan pemerintah terus berupaya agar mahasiswa RI mendapatkan beasiswa di China. Hal itu telah dia bicarakan dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang hingga Gubernur Fujian.
Tak lupa, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu kemudian menyinggung soal hadis Nabi tentang menuntut ilmu sampai ke negeri China, menurutnya rasul tuntunan umat Islam itu memiliki mukzizat untuk mengetahui kemajuan yang terjadi di China.
"Yang beragama Islam pasti punya dasar karena Nabi Muhammad bilang 'carilah ilmu walaupun sampai ke Negara China" Saya tidak tahu Nabi Muhammad itu kan 1.400 tahun yang lalu kok nyuruh umatnya cari ilmu agama di negara China kan bukan ilmu agama, tapi ilmu pembangunan, ilmu kemajuan. Dan Benar, China sekarang mengalami kemajuan dan yang menjadi mitra strategis Indonesia," pungkas Ma’ruf.