Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Proyeksi Indonesia Lunasi Utang Kereta Cepat dari China

Kereta Cepat yang sebelumnya alami insiden meninggalkan utang sekitar Rp73,1 triliun hasil pinjaman dari China Development Bank.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang sebelumnya alami insiden, meninggalkan utang plus bunga sebesar Rp73,1 triliun atas pinjaman yang digelontorkan China Development Bank.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (14/9/2023), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan respons soal insiden kebakaran yang terjadi pada atap Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta pada Senin (11/9/2023) dini hari

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati memastikan insiden kebakaran tersebut telah ditangani dengan optimal oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Adapun, kebakaran tersebut tidak terjadi pada area yang berpengaruh terhadap pelayanan kereta cepat.

"Sekarang semuanya sudah diatasi dan ditangani. Kami berharap tidak akan menganggu rencana-rencana ke depan," jelas Adita saat ditemui di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Dia mengatakan peresmian Kereta Cepat akan dilakukan pada 1 Oktober 2023. Akan tetapi, peresmian tersebut masih menunggu proses sertifikasi izin operasi yang akan dikeluarkan Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian.

Saat ini KCIC dan Kemenhub masih terus melaksanakan proses uji coba dan sertifikasi secara intensif.

Megaproyek transportasi tersebut awalnya direncanakan menelan biaya sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,5 triliun. Adapun, Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk proyek tersebut sekitar 75 persen atau sekitar Rp64,8 triliun.

Kendati demikian, dalam perjalanannya proyek ambisius tersebut ternyata mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp8,3 triliun.

Beban cost overrun itu dibagi dua antara China dan Indonesia. Adapun, pihak Indonesia harus membayar sekitar US$720 juta.

Lagi-lagi pihak CBD memberikan pinjaman dana bagi Indonesia untuk membayar cost overrun tersebut sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun.

Secara total utang Indonesia dalam proyek Kereta Cepat mencapai Rp73,1 triliun. Maka, dengan asumsi bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun atau 360 bulan bisa dihitung estimasi besaran utang kereta cepat yang harus dibayarkan pemerintah Indonesia setiap bulannya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper