Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik di Myanmar Terus Bergejolak, Wasekjen Asean Dorong Penyelesaian Internal

Konflik di Myanmar masih terus bergejolak. Penyelesaian secara internal di dalam negara itu diharapkan segera dapat terealisasi.
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main

Bisnis.com, JAKARTA -  Konflik di Myanmar terus berlanjut, untuk itu diperlukan penyelesaian secara internal faksi di negara itu agar kekerasan dapat segera berakhir.

Robert Matheus Michael Tene, Wakil Sekretaris Jenderal (DSG) ASEAN untuk Komunitas Politik-Keamanan menyatakan para pemimpin Asean mengakui adanya kekerasan dan penderitaan di negara itu. Penjelasan ini disampaikan Tene saat dimintai tanggapan soal tidak adanya kemajuan signifikan dalam implementasi 5 point consensus (5 PC) dari KTT Asean.

Tene menuturkan bahwa terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yakni pertama adalah konflik di Myamnar masih terus berlanjut dan yang kedua bahwa situasi di Myanmar adalah konflik internal. 

“Jika Anda melihat Leader's Review (tinjauan pemimpin), paragraf kedua sebenarnya mengakui bahwa ada kekerasan dan penderitaan yang terus berlanjut di Myanmar,” jelasnya dalam forum diskusi FPCI yang bertema A Debrief on 43rd ASEAN Summit and Related Summits, Mayapada Tower 1, Jakarta (15/9/2023). 

Dengan adanya konflik yang berlanjut, Tene menuturkan kondisi terbaru di Myamar situasinya belum benar-benar membaik secara signifikan. 

Dia mengingatkan bahwa situasi di Myanmar adalah konflik internal di antara beberapa pihak di Myanmar. Bukan konflik antara Myanmar dengan anggota Asean lainnya atau bukan konflik antara Myanmar dan Asean secara keseluruhan. 

Menurutnya, semua pihak yang terkena dampak secara langsung maupun tidak langsung atas konflik di Myamar ini memiliki niat baik untuk mencoba membantu menyelesaikan konflik. Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan dan membantu proses perdamaian. 

Namun, Tene kembali menegaskan bahwa pada akhirnya hal ini harus diselesaikan oleh pihak-pihak di dalam Myanmar, yang berkonflik satu sama lain. 

Untuk menyelesaikan konflik di Myamar ini, dia menyatakan langkah pertama adalah perlu menghentikan kekerasan dan pihak-pihak yang terlibat bersedia untuk duduk dan bernegosiasi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengutarakan bahwa Asean menyimpulkan bahwa tidak ada kemajuan signifikan dalam implementasi 5 point consensus (5PC) terhadap konflik Myanmar. 

"Mengenai masalah Myanmar, para pemimpin me-review implementasi dari 5PC sesuai mandat KTT 40 dan 41. Kesimpulannya, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam implementasi 5PC," katanya kepada wartawan di Media Center Jakarta Convention Center (JCC), pada Selasa (5/9/2023). 

Retno juga menekankan bahwa semua pihak memahami situasi di Myanmar sangat pelik, rumit dan tidak mudah untuk diselesaikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper