Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hindari Monopoli E-commerce, Jokowi Siapkan Satgas Transformasi Digital

Presiden Joko Widodo disebut tengah membentuk satuan tugas (Satgas) transformasi digital untuk mengamankan perekonomian negara atas risiko digitalisasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan dalam agenda Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Istana Negara, Kamis (31/8/2023). Youtube Setpres RI.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan dalam agenda Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Istana Negara, Kamis (31/8/2023). Youtube Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut tengah membentuk satuan tugas (Satgas) transformasi digital untuk mengamankan perekonomian negara atas risiko digitalisasi, salah satunya terkait dengan monopoli platform e-commerce

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan satgas tersebut satgas tersebut dibentuk untuk mengatur perkembangan ekonomi digital di Indonesia di berbagai sektor. 

"Karena itu Presiden Jokowi sedang menyiapkan Satgas Transformasi Digital. Kemarin kita sudah rapat bersama-sama dengan Menteri Investasi/BKPM, Menteri Perdagangan untuk membahas kelanjutan ini," kata Teten dalam raker bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (12/9/2023).

Teten mengungkap Satgas Transformasi Digital akan diketuai oleh Menteri Sekretariat Negara, Praktikno. Adapun, terdapat 6 pilar yang akan diatur perkembangan digitalisasi nya yakni e-commerce, keuangan, media, infrastruktur, transportasi, dan logistik. 

Di sisi lain, Satgas ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menyelesaikan persoalan social commerce yang tengah mengancam keberlangsungan bisnis UMKM. 

"Memang kita perlu Peraturan Menteri Perdagangan, tetapi tidak cukup. Kita perlu ada national policy mengenai ekonomi digital, apakah nanti undang-undang atau apa jadi ini Satgas nya sedang kita siapkan," ujarnya. 

Dia berharap agar Indonesia dapat meniru regulasi yang diterapkan Tiongkok terkait social commerce, di mana Tiongkok memisahkan antara platform media sosial dan perdagangan. Tiongkok juga disebut dapat menjadi role medel dalam akselerasi transformasi digital. 

Hal ini lantaran negara tersebut diklaim mampu melahirkan ekonomi baru melalui digitalisasi dan melindungi pasar domestik dengan ketat sehingga ekonomi digital tidak membuh ekonomi konvensional. 

"Itu penting ekonomi digital di Tiongkok 90 persen dikuasai oleh domestik asing itu hanya 10 persen karena mereka mengatur demikian ketatnya," tuturnya. 

Adapun, bisnis e-commerce Indonesia 56 persen sudah dikuasai oleh asing, sedangkan porsi domestik hanya 44 persen. 

Tak hanya e-commerce, menurutnya media nasional saat ini terancam karena Google yang mengambil potensi iklan-iklan di media massa. 

"Media lebih parah lagi asing menguasai 65 persen karena itu teman teman media komplain kepada Presiden karena iklannya sekarang diambil oleh Google," tuturnya. 

Sementara itu, di sektor keuangan menjadi sektor dengan transformasi digital yang positif, sebab sektor keuangan 94 persen dikuasai domestik. 

"Di transportasi asing 49 persen, domestik nya lumayan 51 persen. Yang paling parah itu di e-commerce, karena itu kalau tidak segera mengatur ekonomi digital ini ini bisa jadi ancaman bagi ekonomi domestik jadi transformasi digital ini bisa membunuh ekonomi lama," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper