Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Tagih Italia Realisasikan Janji Dana JETP Rp306 Triliun

Jokowi meminta Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, untuk merealisasikan komitmen pendanaan Just Energy Transision Partnership (JETP) Rp306 triliun.
Presiden  Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang mengangkat tema One Earth yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023)./BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang mengangkat tema One Earth yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023)./BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, untuk segera merealisasikan komitmen pendanaan Just Energy Transision Partnership (JETP) guna mendorong transisi energi di Indonesia. 

Permintaan itu disampaikan Jokowi saat menggelar pertemuan bilateral dengan PM Italia Giorgia Meloni di sela-sela KTT G20 India di New Delhi, Minggu (10/9/2023), waktu setempat. 

Jokowi berharap komitmen pendanaan transisi energi dari negara-negara kelompok G7 itu dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat. 

“Saya harap komitmen segera diimplementasikan karena dukungan mobilisasi pendanaan adalah elemen penting transisi energi,” kata Jokowi seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (10/9/2023).

Selain itu, Jokowi mengundang Italia untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan infrastruktur hijau di Indonesia.

“Saya juga undang Italia untuk kembangkan ekosistem EV, infrastruktur hijau dan pembangunan Ibu Kota Nusantara,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, dia juga meminta dukungan PM Meloni atas keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Seperti diketahui, pakta iklim yang tergabung ke dalam kemitraan JETP itu sempat berjanji untuk menyediakan dana himpunan US$20 miliar setara dengan Rp306,5 triliun (asumsi kurs Rp15.325 per dolar AS) dari publik dan swasta selama 3 hingga 5 tahun mendatang untuk pemerintah Indonesia. 

Skema pendanaan JETP itu terdiri atas US$10 miliar yang berasal dari komitmen pendanaan publik dan US$10 miliar dari pendanaan swasta yang dikoordinatori oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang terdiri atas Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered. 

Adapun, kemitraan JETP yang dipimpin AS-Jepang ini, termasuk di dalamnya negara anggota G7 lainnya, yakni Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia, serta juga melibatkan Norwegia dan Denmark. 

Rencananya, himpunan dana itu bakal dimanfaatkan untuk membiayai program pensiun dini PLTU dan pembangunan pembangkit baru berbasis energi terbarukan mendatang. 

Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pendanaan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) masih belum jelas hingga saat ini. 

Padahal, Luhut menyatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah PLTU yang siap dipensiunkan lebih cepat ke dalam program JETP. 

“Ada satu PLTU yang sudah mau segera kita kerjakan, tapi kan kita menunggu uangnya dari konsorsium, sampai sekarang uangnya belum jelas,” kata Luhut saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/8/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper