Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Dorong Pembentukan Preferential Trade Agreement dengan Serbia

Menlu Retno mendorong dibentuknya Preferential Trade Agreement (PTA) serta mendorong penguatan hubungan bisnis antara Indonesia dan Serbia.
Caption: Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan keterangan kepada wartawan pada H-1 puncak KTT ke-43 Asean, di Asean Secretariat, Jakarta, pada Senin (4/9/2023). JIBI/Erta Darwati
Caption: Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan keterangan kepada wartawan pada H-1 puncak KTT ke-43 Asean, di Asean Secretariat, Jakarta, pada Senin (4/9/2023). JIBI/Erta Darwati

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Serbia Ivica Dačić, di Jakarta, pada Senin (4/9/2023).

Kedua Menlu membahas kerja sama untuk meningkatkan ekonomi kedua negara, salah satunya Menlu Retno mendorong dibentuknya Preferential Trade Agreement (PTA) serta mendorong penguatan hubungan bisnis antar kedua negara. 

Serbia adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Balkan Barat. Nilai perdagangan Indonesia dan Serbia pada paruh awal 2023 meningkat 227 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara khusus, Menlu Retno mengundang pengusaha Serbia untuk menghadiri Trade Expo Indonesia dan Indonesia Europe Business Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Oktober 2023.

Indonesia dan Serbia akan merayakan 70 tahun hubungan diplomatik pada 2024, dan untuk merayakan momen bersejarah tersebut, Menlu Serbia mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan kunjungan ke Serbia. 

Selain itu, Serbia juga telah menandatangani Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan menjadi negara ke-52 yang mengaksesi perjanjian tersebut dengan Asean. 

Menlu Retno menyampaikan apresiasinya atas aksesi Serbia terhadap TAC yang dilakukan tepat di saat Indonesia menjadi Ketua Asean.

Menlu Dačić juga menyampaikan apresiasinya atas persahabatan Indonesia-Serbia yang telah terbangun sejak Konferensi Asia Afrika 1955.

Kedua Menlu setuju bahwa spirit Bandung, kerja sama antar negara berkembang, dan penghargaan terhadap hukum internasional semakin relevan dan penting di tengah kontestasi geopolitik yang menajam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper