Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Depan Pejabat Asean, Bahlil Klaim Investasi Ekosistem EV Tembus Rp630 Triliun

Bahlil mengklaim dalam kurun waktu tiga tahun dari 2020-2023, investasi di sektor energi terbarukan, khususnya EV di Indonesia mencapai US$42 miliar.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal II/2023 pada Jumat (21/7/2023). Youtube: Kementerian Investasi/BKPM
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal II/2023 pada Jumat (21/7/2023). Youtube: Kementerian Investasi/BKPM

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memamerkan sejumlah capaian investasi ekosistem kendaraan listrik yang telah tertanam di Indonesia. 

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan dalam kurun waktu tiga tahun dari 2020-2023, investasi di sektor energi terbarukan, khususnya electric vehicle (EV) di Indonesia mencapai US$42 miliar atau setara dengan Rp630 triliun. 

"Kami sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor khususnya FDI sebesar US$42 miliar lebih untuk ekosistem electric vehicle [EV] dari dulu ke hilir," kata Bahlil dalam "Asean Business & Investment Forum 2023" di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Bahlil mengungkap capaian tersebut di depan sejumlah petinggi negara Asean, seperti Menteri Ekonomi dan Keuangan Brunei Darussalam Dato Amin Liew Abdullah hingga Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, YB Senator Tangku Datuk Seri Utama Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz. 

Adapun, Bahlil menyebutkan investasi terbaru yang akan hadir di Indonesia yakni untuk pengembangan ekosistem baterai mobil listrik dari LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dari China. 

Pabrik baterai EV yang akan dibangun LG akan mulai produksi pada Februari 2024, sementara CATL masih menuntaskan pembangunan konstruksi pabriknya. Dalam hal ini, Bahlil mendorong pentingnya investasi berkelanjutan dalam konteks transisi energi. 

"Salah satu pilar penting dari pembangunan berkelanjutan adalah transisi energi, peningkatan investasi sektor energi terbarukan di Asean tumbuh positif," ujarnya.

Pada 2022, investasi Asean di sektor energi baru terbarukan naik 240 persen. Namun, peningkatan investasi tersebut masih perlu terus didorong.

Pasalnya, menurut analisa dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), investasi sektor energi terbarukan masih perlu naik hingga 4 kali lipat, sekitar US$150 miliar setiap tahun agar target transisi energi Asean tercapai. 

"Kita mempunyai sumber daya alam tapi kalau tidak cukup FDI [Foreign Direct Investment] masuk untuk mendorong tentang investasi di bidang transisi energi akan susah untuk kemudian dapat kita wujudkan bersama-sama," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper