Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi Agustus 2023 akan berkisar di tingkat 0,14 persen secara bulanan atau (month-to-month/mtm).
Proyeksi tersebut tercatat lebih rendah dari capaian inflasi Juli 2023 yang mencapai 0,21 persen (mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi justru terlihat akan terkerek naik dari 3,08 persen pada Juli menjadi 3,44 persen.
“Inflasi bulan Agustus masih didorong oleh inflasi inti yang diperkirakan berkisar 0,16 persen [mtm] atau 2,20 persen [yoy],” katanya, Kamis (31/8/2023).
Menurutnya, inflasi inti dalam dua bulan terakhir masih akan didorong oleh inflasi kelompok pendidikan, di mana masuk tahun ajaran baru bagi perguruan tinggi.
Sementara itu, inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mengalami penurunan secara bulanan mempertimbangkan perkembangan harga komoditas pangan yang menyumbang deflasi.
Komoditas tersebut, antara lain daging ayam (-7,2 persen mtm), daging sapi (-0,02 persen mtm), bawang merah (-16,1 persen mtm), bawang putih (-2,5 persen mtm), cabai merah (-4,4 persen mtm), meskipun harga komoditas beras menunjukkan tren peningkatan sekitar 0,5 persen (mtm).
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi inflasi harga diatur pemerintah cenderung relative stabil sekalipun terdapat pendorong inflasi yang didorong oleh kenaikan harga BBM jenis non-subsidi.
Di sisi lain, Josua melihat meski inflasi pada Agustus 2023 akan kembali meningkat, secara keseluruhan tahun inflasi akan stabil di level 3 persen.
“Secara keseluruhan, inflasi akhir tahun ini diperkirakan akan cenderung stabil di kisaran 3 persen,” jelasnya.
Senada dengan Josua, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Irman Faiz juga memperkirakan inflasi Agustus secara tahunan akan lebih tinggi dari Juli 2023. Menurutnya, faktor penyumbang inflasi dari komoditas beras secara bulanan akan mencapai 0,05 persen dan daging ayam 0,02 persen.
Namun demikian, dia mengatakan turunnya harga bawang merah dan telur ayam juga menahan inflasi untuk naik. Di sisi lain inflasi inti kami lihat sedikit naik ke level 2,5 persen (yoy) karena dalam laporan PMI, bebrapa manufaktur sudah mulai menyesuaikan harga outputnya.
Meski demikian, Faiz melihat terdapat potensi penurunan inflasi pada September 2023 mendatang.
“September nanti ada potensi inflasinya di bawah 3 persen karena efek base yang tinggi tahun lalu,” katanya.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi inflasi Agustus 2023 pada Jumat, 1 September 2023 pukul 09.00 WIB.