Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ramal Jokowi Tak Naikkan Harga BBM Saat Pemilu 2024

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menilai Presiden Jokowi tak akan menaikkan harga BBM saat Pemilu 2024. Ini alasannya.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) menghadiri pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2023).  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) menghadiri pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) selama proses Pemilu 2024 berlangsung. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut jika pemerintah menaikkan harga BBM bertepatan dengan proses Pemilu 2024, maka elektabilitas pemerintah bakal terjun bebas.

Maka dari itu, Bhima meramalkan bahwa Presiden Jokowi akan bekerja keras untuk mempertahankan harga BBM agar tidak naik tahun depan.

"Jadi harus dijaga agar tidak ada gejolak pada inflasi berlebihan, tidak ada protes terkait BBM karena ini bisa menurunkan elektabilitas dari Pemerintahan," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (30/8).

Bhima berpandangan bahwa pemerintah bakal kesulitan untuk melakukan pembatasan terhadap kuota BBM di tahun politik nanti.

Terlebih, menurut Bhima, pemerintah juga ingin mengganti BBM jenis Pertalite menjadi Pertamax Green. Jika hal ini terjadi, dia mengatakan pemerintah juga harus menyiapkan subsidi yang tinggi jika ingin mengalihkan warga dari Pertalite ke Pertamax Green, mengingat harga Pertamax Green cukup tinggi.

"Itu jelas akan menabahkan beban untuk subsidi BBM, karena msyarakat tidak mungkin pindah dari Pertalite ke Pertamax Green dengan mudah," kata Bhima.

Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga menyebutkan bahwa pihaknya belum melakukan pembahasan mengenai penghapusan Pertalite tersebut. 

“Belum ada [pembahasan itu], Pertamax belum ada,” kata Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kemenkeu Wahyu Utomo, Rabu (30/8/2023).

Berdasarkan Buku Nota Keuangan RAPBN 2024, Kementerian keuangan mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp329,9 triliun. 

Untuk anggaran subsidi energi, direncanakan sebesar Rp185,87 triliun, di mana anggaran untuk belanja subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg ditetapkan sebesar Rp110,04 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper