Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Furnitur RI Ditargetkan Tembus US$5 Miliar pada 2024

Himki tengah berupaya mencari peluang untuk mendongkrak target ekspor furnitur sebesar US$5 miliar pada 2024 dari capaian US$3,5 miliar per 2022.
Ilustrasi furniture
Ilustrasi furniture

Bisnis.com, JAKARTA -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) tengah berupaya mencari peluang untuk mendongkrak target ekspor furnitur sebesar US$5 miliar pada 2024 dari capaian US$3,5 miliar per 2022. 

Untuk mengejar target tersebut, pelaku industri furnitur tengah dihadapi tantangan ekonomi global yang belum pulih akibar kondisi geopolitik. Hal ini terlihat dari penurunan nilai ekspor mebel pada kuartal I/2023 sebear 6 persen. 

Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur mengatakan kondisi tersebut diharapkan dapat pulih pada periode selanjutnya yang ditopang aktivitas pameran mebel pada Maret 2023 lalu, sehingga dapat menahan penurunan ekspor. 

"Kita harus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru, apalagi jika kita perhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional di Amerika Serikat dan Eropa, di mana kedua kawasan terbut mengalami inflasi yang sangat besar," kata Sobur dalam agenda Musyawarah Nasional (Munas) Ke-3 HIMKI, Rabu (30/8/2023). 

Sebagaimana diketahui, AS dan Eropa merupakan pasar terbesar yang menyerap produk mebel dan kerajinan nasional. Untuk itu, dia mendorong pelaku usaha mencari pasar baru.

Adapun, HIMKI saat ini tengah mengantisipasi risiko tersebut dengan memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya.

"Sebenarnya peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional," ujarnya. 

Di samping itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membenarkan bahwa pasar ekspor masih terdampak resesi ekonomi global, maka perlu dilakukan pengalihan ke pasar domestik dan perluasan tujuan ekspor ke pasar baru.

Agus menerangkan dalam rangka upaya penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, maka perlu disusun strategi yang berfokus kepada penguatan media promosi produk, peningkatan produksi furnitur ramah lingkungan dan penguatan riset referensi pasar furnitur. 

Pasalnya, dia menilai konsumen furnitur masa kini memiliki tingkat environmental awareness yang tinggi. Hal ini diharapkan dapat memacu pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam produksi.

"Sehingga bisa lebih efisien, bersumber dari bahan baku lestari, ramah lingkungan, penerapan circular economy, berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, namun tetap dapat menghasilkan produk berbasis eco-design," paparnya. 

Adapun, industri furnitur sebagai salah satu sub sektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 1,3 persen dengan nilai kinerja mencapai US$2,5 miliar. Tahun 2023 sampai bulan Juni nilai ekspor furnitur dan kerajinan mencapai US$1,1 miliar.

Berdasarkan data Fortune Business Insights, nilai pasar furnitur global tahun 2022 tercatat sebesar US$517 miliar, di mana sekitar 50 persen nya merupakan pasar Asia Pasifik yaitu senilai US$247 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper