Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sejumlah poin yang menjadi diskusi utama dalam hasil pertemuannya bersama dengan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean pada 22-25 Agustus 2023.
Di bawah Keketuaan Asean Indonesia, pertemuan ini menitikberatkan pada langkah Asean untuk menjaga momentum dan menavigasi tantangan global yang terjadi, mulai dari peningkatan tensi geopolitik hingga risiko perubahan iklim. Perry ditemani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Perry mengungkapkan beberapa hasil pertemuan dalam agenda 10th ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Jakarta, Jumat (25/8/2023).
“Pertama, penting untuk mengoptimalkan bauran kebijakan makroekonomi sebagai kerangka kebijakan yang penting untuk diimplementasikan, terutama dalam kondisi dan tantangan global saat ini,” ujar Perry dikutip, Sabtu (26/8/2023),
Menurutnya, selain macroeconomic policy mix, juga penting untuk memperhatikan pertumbuhan jangka panjang sejalan dengan pesatnya perkembangan digital, reformasi struktural, perluasan intra-trade ASEAN dan upaya untuk mendorong green economy and finance.
Kedua, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN telah menyetujui High Level Principal mengenai Kerangka Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN.
Ketiga, soal perluasan konektivitas pembayaran regional (RPC) di kawasan Asean. Dalam pertemuan itu, para anggota telah menyepakati Peta Jalan RPC yang menguraikan jangka waktu anggota ASEAN bergabung dengan satu wadah.
Bank Sentral ASEAN memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan ASEAN melalui inisiatif transaksi menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC). Dengan demikian, bank sentral negara-negara Asean sepakat tak lagi bergantung dengan dolar AS.
"Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders' Declaration pada ASEAN Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi,” ucap Perry.
Lebih lanjut, dia menyebut diskusi keempat, adalah soal penguatan inklusi dan literasi keuangan digital. Di mana, Asean sendiri telah menyelesaikan Pedoman Implementasi untuk Memperkuat Literasi Keuangan Digital di ASEAN, yang bertujuan untuk memberikan panduan yang berorientasi pada tindakan bagi para pembuat kebijakan di ASEAN.
Disusul dengan Keketuaan ASEAN Indonesia yang juga telah menyelenggarakan Festival Inklusi Keuangan Digital pada side events di sela-sela AFMGM ke-10 pada Agustus 2023.
Kelima, soal peninjauan kembali mandat Komite Kerja. Di mana, Asean perlu merespons lanskap ekonomi global yang dinamis, maka ASEAN mendukung pembentukan Task Force (TF) Peninjauan Kembali Mandat Komite Kerja.