Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: Arab Saudi Bakal Beri Dampak Besar Jika Gabung BRICS

Perluasan keanggotaan BRICS merupakan agenda utama dalam KTT yang diselenggarakan 22-24 Agustus 2023 di Afrika Selatan.
Polisi Afrika Selatan berjalan di depan spanduk acara di luar lokasi KTT BRICS di Sandton Convention Center di distrik Sandton, Johannesburg, Afrika Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. KTT BRICS dijadwalkan berlangsung pada 22-24 Agustus di Johannesburg./Bloomberg
Polisi Afrika Selatan berjalan di depan spanduk acara di luar lokasi KTT BRICS di Sandton Convention Center di distrik Sandton, Johannesburg, Afrika Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. KTT BRICS dijadwalkan berlangsung pada 22-24 Agustus di Johannesburg./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat berpendapat Arab Saudi menjadi salah satu negara yang berpotensi memberikan dampak signifikan jika bergabung dalam BRICS.

Ekonom dan veteran Goldmand Sachs Group Inc Jim O’neill mengatakan perluasan anggota BRICS akan akan berdampak besar secara ekonomi jika Arab Saudi menjadi salah satu di antaranya.

”Bergabungnya Arab Saudi akan menjadi hal yang yang cukup besar," ungkap O’Neill seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/8/2023).

Dia melanjutkan, hubungan tradisional Arab Saudi dengan Amerika Serikat (AS) dan perannya sebagai produsen minyak terbesar di dunia akan menambah kekuatan bagi BRICS.

Perluasan keanggotaan BRICS merupakan agenda utama dalam KTT yang diselenggarakan 22-24 Agustus 2023 di Afrika Selatan.

Sudah ada lebih dari 20 permohonan resmi untuk bergabung dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberikan dukungan resminya terhadap tujuan perluasan BRICS. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada bulan Juni menyatakan bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Aljazair, dan Mesir menjadi negara yang berpotensi masuk.

Delegasi Arab Saudi

Arab Saudi, yang akan mengirimkan sebuah delegasi ke pertemuan tersebut, tertarik untuk bekerja sama dengan BRICS dan mendiskusikan kemungkinan untuk bergabung sebagai anggota.

O'Neill mengatakan sebuah pertanyaan penting jika Arab Saudi benar-benar bergabung adalah apa artinya bagi penjualan minyak mereka ke anggota-anggota lain.

"Hal pertama adalah apakah mereka akan mulai memberi harga minyak dalam semua mata uang lokal dan bukan dalam dolar," ujar O'Neill, yang kini menjadi anggota parlemen di House of Lords.

Tujuan utama BRICS adalah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dengan meningkatkan pembayaran dalam mata uang para anggota, di samping ambisi jangka panjang untuk meluncurkan mata uang bersama untuk menantang dolar.

O'Neill mengatakan bahwa ide mata uang bersama BRICS yang menggantikan dolar dalam waktu dekat adalah "kegilaan".

O'Neill, yang menciptakan singkatan BRIC pada tahun 2001 untuk menggambarkan kekuatan Brasil, Rusia, India dan China, dan kemudian Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010, mengatakan bahwa perluasan anggota BRICS dapat mempersulit kelompok ini untuk menyelesaikan berbagai hal.

"Mereka sudah cukup kesulitan untuk mencapai kesepakatan di antara kelima anggota. Jadi jika tidak ada simbolisme yang sangat kuat, saya tidak yakin apa yang akan dicapai dengan memiliki lebih banyak anggota di dalamnya," pungkas O’Neill.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper