Bisnis.com, JAKARTA - Morgan Stanley menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China hingga 2024. Penurunan proyeksi itu didasarkan oleh investasi yang melemah akibat penurunan pasar properti dan tekanan keuangan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Mengutip Bloomberg, Kamis (17/8/2023) Morgan Stanley melihat produk domestik bruto (PDB) China akan tumbuh sebesar 4,7 persen pada 2023. Angka tersebut telah dipangkas dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5 persen.
Tak hanya itu, bank investasi tersebut juga menurunkan proyeksi pada 2023 menjadi 4,2 persen dari yang sebelumnya sebesar 4,5 persen. Hal tersebut terlapor dari para ekonom yang dipimpin oleh Robin Xing, dalam catatan risetnya pada Rabu (16/8).
Para ekonom tersebut mengatakan bahwa penurunan proyeksi disebabkan oleh perlambatan belanja modal yang lebih curam di tengah-tengah deleveraging di sektor properti, dan kendaraan pembiayaan pemerintah daerah dengan efek lanjutan pada konsumsi.
“Sekitar sepersepuluh dari penurunan PDB disebabkan oleh ekspor yang lebih lemah,” ungkapnya.
Langkah ini kemudian menyusul penurunan peringkat dari beberapa bank di minggu ini, termasuk dari JPMorgan Chase & Co., menyusul data ekonomi yang lebih buruk dari yang diperkirakan pada Juli 2023.
Baca Juga
Negara dengan perekonomian terbesar kedua tersebut juga telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk 2023.
"Sementara kita telah melihat langkah-langkah pelonggaran properti dan infrastruktur berturut-turut dan bertahap sejak pertemuan Politbiro Juli [2023], perlambatan pertumbuhan yang lebih tajam berarti kebijakan mungkin kembali berada di belakang kurva," kata Morgan Stanley.
Akibat permintaan yang lemah dalam perekonomian, bank juga memangkas perkiraan inflasi konsumen 2023 menjadi 0,4 persen, dari yang sebelumnya sebesar 0,9 persen.
Perkiraan untuk 2024 juga dipangkas yakni menjadi 0,9 persen dari yang sebelumnya sebesar 1,6 persen.
Sedangkan, perkiraan inflasi harga produsen untuk 2023 juga menurun menjadi -3,3 persen, dari yang sebelumnya sebesar -3 persen. Pada 2024, perkiraan juga diturunkan menjadi -1,5 persen dari yang sebelumnya sebesar -0,3 persen.