Bisnis.com, JAKARTA - Para trader memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada 2023 dan memangkasnya pada awal tahun depan, setelah rilisnya laporan inflasi AS yang naik moderat pada Juni 2023.
Para trader kontrak berjangka yang terkait dengan suku bunga kebijakan The Fed, saat ini melihat kurang dari 10 persen kemungkinan bahwa bank sentral akan menaikan suku bunga acuannya, dari 5,25 - 5,50 persen saat ini.
Sebelum rilisnya laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukan indeks harga konsumen (IHK) naik 3,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), para trader melihat peluang sekitar 14 persen kenaikan suku bunga bulan depan.
Para trader memperkirakan peluang naiknya suku bunga sebesar 28 persen pada November 2023, turun dari 30 persen lebih sebelum laporan IHK dirilis.
Berlanjut pada Desember 2023, para trader melihat kemungkinan yang kecil bahwa suku bunga akan lebih tinggi. Penurunan suku bunga pertama The Fed kemudian diperkirakan terjadi pada Maret 2024.
Dapat diketahui bahwa The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 5,25 poin persentase sejak Maret 2022 untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2 persen.
Para analis kemudian mengatakan bahwa percepatan sedikit dalam inflasi IHK tahunan (yoy) pada Juli 2023, adalah hasil dari perhitungan matematis dari puncak tertinggi IHK dalam 40 tahun sebesar 9 persen tahun lalu, dan bukan indikasi dari tren mendasar yang memburuk.
"Dengan asumsi bahwa data bulan Agustus berada di sekitar angka ini. Saya pikir ini sebagian besar akan mengakhiri siklus kenaikan tingkat suku bunga," jelas kepala ahli strategi pendapatan tetap di Janney Montgomery Scott, Guy Lebas, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga : Pejabat The Fed Beri Sinyal Suku Bunga Naik Lagi |
---|
Lebas juga mengatakan bahwa selalu ada kemungkinan bahwa akan melihat percepatan kembali dari angka inflasi setelah Oktober 2023. Namun, dia berpendapat bahwa hal percepatan tersebut tidak akan mendorong tindakan dari The Fed.
Dapat diketahui bahwa IHK Juli 2023 naik menjadi 3,2 persen (yoy). Sementara IHK inti yang tidak termasuk harga pangan dan energi naik 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Meskipun inflasi masih tinggi, namun inflasi telah melambat setiap bulannya, sejak mencapai puncak sebesar 6,6 persen pada September 2022.
Kemudian, kemajuan IHK pada Juli 2023 yang dikombinasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan pasar tenaga kerja yang sehat, tetapi secara bertahap, dapat menjadi sentimen yang positif bagi para pembuat kebijakan The Fed.