Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas: RI Cari Negara Alternatif Jika India Setop Ekspor Gula

Bapanas menyatakan Indonesia tidak hanya mengandalkan India untuk memenuhi pasokan gula dalam negeri.
Impor gula sudah mulai masuk 9 Januari 2021 dari Australia, sisanya akan datang awal Februari. /KTM
Impor gula sudah mulai masuk 9 Januari 2021 dari Australia, sisanya akan datang awal Februari. /KTM

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan mempertimbangkan negara alternatif lain untuk impor gula sebagai antisipasi jika India memutuskan untuk melarang ekspor gula.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani, menyampaikan, Indonesia tidak hanya mengandalkan satu negara untuk memenuhi pasokan gula dalam negeri.

“Untuk memenuhi ketersediaan pangan dalam negeri terutama bahan pangan yang masih impor, Indonesia membeli dari beberapa negara untuk menghindarkan dari ketergantungan terhadap negara tertentu,” kata Rachmi kepada Bisnis, Rabu (9/8/2023).

Rachmi mengatakan, selama ini terdapat tiga negara utama yang menjadi sumber impor gula Indonesia. Ketiga negara tersebut yaitu Thailand, Brasil, dan Australia.

Dia juga menyebut, pemerintah menjamin ketersediaan gula dalam negeri, apalagi saat ini petani tebu mendapatkan harga yang baik. Menurut data cadangan pangan pemerintah Bapanas, stok beras saat ini mencapai 151.068,74 ton atau 53 persen dari kebutuhan per bulan sebanyak 283.331 ton.

Total 151.068,74 ton ini berasal dari stok Bulog sebanyak 8.017,74 ton, ID Food 21.349 ton, dan PTPN 121.702 ton.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gula Indonesia mencapai sebanyak 6,01 juta ton atau senilai US$3 miliar pada 2022. Nilai tersebut meningkat 26,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,38 miliar.

Sepanjang 2022, Indonesia tercatat impor gula dari 15 negara. Impor gula terbesar berasal dari Thailand yakni sebanyak 2,42 juta ton dengan nilai US$1,22 miliar.

Importir besar kedua ditempati India sebanyak 1,61 juta ton dengan nilai US$813,88 juta, diikuti Brasil 1,32 juta ton, Australia, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Melansir Bloomberg, Rabu (9/8/2023), kekhawatiran larangan ekspor gula India muncul lantaran dunia kian bergantung pada ekspor gula India.

Sementara itu, kondisi cuaca yang tidak menentu dikhawatirkan dapat menurunkan produksi gula di negeri Bollywood itu yang berpotensi membatasi kemampuan negara untuk melakukan ekspor.

Adanya larangan ekspor beras pada Juli 2023 dinilai menjadi sinyal yang jelas bahwa pemerintah India khawatir akan ketahanan pangan dan inflasi, sehingga ada kekhawatiran bahwa pemerintah akan mengikuti dan melakukan hal serupa terkait gula.

“Pemerintah mungkin akan mengikuti dan melakukan hal serupa terkait gula,” kata Kepala Gula dan Etanol di Tropical Research Services Henrique Akamine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper