Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Wanti-wanti Komitmen Investasi China di RI dari EBT hingga IKN

Ekonom CELIOS Muhammad Zulfikar Rakhmat mewanti-wanti pemerintah soal komitmen investasi China di Sektor EBT, kendaraan listrik, hingga IKN. Ada apa?
Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana berbincang degan Presiden Xi Jinping dan Madam Peng, di Chengdu, Tiongkok, Kamis (27/7/2023). (Foto: BPMI Setpres).
Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana berbincang degan Presiden Xi Jinping dan Madam Peng, di Chengdu, Tiongkok, Kamis (27/7/2023). (Foto: BPMI Setpres).

Bisnis.com, JAKARTA -- Komitmen investasi China di Indonesia kembali terpantik lewat pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping pekan lalu, Jumat (28/7/2023). 

Kali ini, prioritas kerja sama antara China-RI yang akan dikerjakan ke depannya berfokus di 3 bidang, yakni ekosistem kendaraan listrik, ekosistem energi baru terbarukan (EBT), dan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Peneliti China-Indonesia di Center for Economic and Law Studies (CELIOS) Muhammad Zulfikar Rakhmat mengatakan ketertarikan China di sejumlah sektor tersebut cukup besar. Namun, pemerintah perlu waspada dalam melihat peluang kerja sama ini.

"Dari kunjungan [Jokowi ke China] kemarin, saya melihat lebih di dorong soal energi terbarukan kemudian kendaraan listrik dan semacanya. Ini menurut saya adalah hal yang perlu kita sambut, tapi juga di waktu yang sama harus hati-hati," kata Fikar kepada Bisnis, Selasa (1/8/2023). 

Terkait komitmetmen investasi ekosistem EBT, menurut Fikar, selama ini China mayoritas menanamkan modal di sektor batu bara. Jika masuk di lingkungan EBT, China harus mengikuti aturan yang kontras dengan industri batu bara. 

Dalam hal ini, Jokowi menyebutkan ada 434.000 megawatt peluang EBT yang bersumber dari tenaga air (hydropower), matahari, gelombang pasang (tidal wave), angin, hingga panas bumi (geotermal). 

Bahkan, untuk tenaga geothermal sendiri dikalkulasi terdapat potensi hingga 29.000 megawatt. Dengan demikian, EBT menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk investor melaukan kerja sama ke depan.

"Tetapi, dampak lingkungan dari beberapa investasi China yang kemarin sepertinya luput untuk dibahas seperti di Morowali, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dampak lingkungannya cukup signifikan," ujar Fikar. 

Sementara itu, sebagai salah satu pemain di ekosistem electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik, komitmen China dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekosistem EV di Indonesia. 

Namun, Fikar menilai masih ada polemik investasi China berkaitan dengan produksi baterai EV. Padahal, Jokowi justru mendorong pembangunan industri dari bahan baku baterai untuk EV, sekaligus produksi kendaraan listriknya.

Adapun, sejumlah pengusaha asal China telah melakukan komitmen investasi tersebut. Pemerintah memperkirakan pada 2035 produksi mobil listrik tembus 1 juta dan EV lainnya 2,4 juta.

"Investasi China soal nikel itu kan bermasalah, di Morowali merusak lingkungan, belum lagi soal isu pekerja dan sebagainya," terangnya.

Lebih lanjut, Fikar memberi catatan agar kerja sama China-Indonesia ke depannya di sektor EBT maupun EV merupakan komitmen murni China untuk maju di industri renewable energy.

"Jangan sampai kerja sama yang diajukan soal EBT ini hanya kamuflase, kamuflase untuk menutupi kebobrokan investasi china dampak lingkungannya," pungkasnya. 

Ekonom Wanti-wanti Komitmen Investasi China di RI dari EBT hingga IKN

Presiden China Xi Jinping dan Presiden RI Joko Widodo. Dok. BPMI Setpres RI 

Komitmen Investasi China

Presiden Jokowi menegaskan pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping menghasilkan komitmen untuk mendorong investasi di Indonesia. Hal ini dia sampaikan saat menggelar pertemuan bisnis bersama Kamar Dagang Indonesia di China (INACHAM) dan sejumlah pengusaha China di Shangri-La Hotel, Chengdu, Republik Rakyat China (RRC), Jumat (28/7/2023).

Di depan para pengusaha asal China itu, Jokowi mengatakan bahwa usai pertemuan bilateral selama 1 jam dan makan malam selama 2,5 jam dengan Presiden Xi Jinping. Kedua Negara menyepakati komitmen investasi di sejumlah bidang, yaitu EBT, kendaraan listrik, dan IKN. dang.

Pertama, ekosistem kendaraaan yang dimaksud adalah membangun industri dari bahan baku baterai untuk EV hingga pembuatan kendaraan listrik. Jokowi pun mengapresiasi karena sejumlah pengusaha asal China telah melakukan komitmen investasi untuk pembangunan ekosistem tersebut di Indonesia.

“Perkiraan kami pada 2035 produksi untuk mobil [listrik] bisa di atas 1 juta dan untuk kendaraan 2,4 juta. Ini hitungan sementara,” ujarnya.

Kedua, China menunjukkan omitmen investasi akan berfokus di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT). Jokowi ingin mendorong agar investor dari China dapat masuk di bidang ini karena potensi Indonesia untuk EBT menurutnya sangat besar.

Pasalnya, ada 434.000 megawatt peliang EBT yang bersumber dari tenaga air (hydropower), matahari, gelombang pasang (tidal wave), angin, hingga panas bumi (geotermal).

Bahkan, dia melanjutkan untuk tenaga geothermal sendiri dikalkulasi terdapat potensi hingga 29.000 megawatt. Sehingga, Jokowi menilai bahwa EBT menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk investor melaukan kerja sama ke depan.

Ketiga, Jokowi mengatakan fokus lainnya berkaitan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebab pembangunan dari proyek akbar itu sudah dimulai sejak 2022, khusus untuk kawasan inti pemerintahan. Jokowi menegaskan visi infrastruktur itu diharapkan dapat terus berjalan dengan prediksi tahun depan diharapkan beberapa konstruksi sudan selesai sehingga aktivitas Pemerintahan sudah bisa berpindah ke IKN.

“Kami harapkan tahun ini swasta bisa mulai masuk, baik untuk kesehatan baik untuk pendidikan. Kemudian research kemudian data center bisa mulai dilaksanakan tahun ini karena ini ada 34.000 hektare lagi yang sudah siap lahannya dan sudah bisa dimasuki investor untuk properti kesehatan, RS misalnya, hingga pendidikan universitas,” pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper