Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Makin Hilang Tenaga, Sektor Manufaktur China Masih Terkontraksi

Ekonomi China semakin kehilangan tenaga pada Juli 2023 karena manufaktur berkontraksi dan sektor jasa melemah.
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas ekonomi China kehilangan lebih banyak tenaga pada Juli 2023. Hal ini dikarenakan sektor manufaktur kembali berkontraksi dan sektor jasa yang melemah.

Indeks manajer pembelian (purchasing managers index/PMI) sektor manufaktur resmi naik menjadi 49,3 dan melampaui perkiraan ekonom, namun masih tetap berada di bawah angka 50 yang menandakan kontraksi. 

Sementara itu, PMI non-manufaktur yang mengukur aktivitas di sektor jasa dan konstruksi, turun ke 51,5, lebih lemah dari ekspektasi. Sub-indeks yang berfokus pada jasa berkurang menjadi 51,5 dari 52,8 bulan Juni 2023. 

"Masalah permintaan yang tidak mencukupi masih menonjol," ucap analis di Federasi Logistik & Pembelian China Zhang Liqun, seperti dilansir Bloomberg, Senin (31/7/2023).

Perusahaan juga masih ragu-ragu terhadap prospek produksi. Liqun juga menyerukan lebih banyak kebijakan counter-cyclical, termasuk investasi pemerintahan yang lebih cepat. 

Pejabat sendiri telah menjanjikan langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi, setelah mengumumkan serangkaian langkah untuk membantu industri yang terlibat dalam barang-barang rumah tangga, makanan, produk plastik, kulit, dan sektor lainnya. 

Rincian kebijakan lebih lanjut mungkin akan disampaikan pada Senin malam (31/7) pada rapat yang diadakan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional dan kementerian lainnya.

Proyeksi Ekonomi China

Kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi China meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Ekonom yang di survei Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China pada 2023 sebesar 5,2 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dan lebih sesuai dengan target resmi pemerintah sekitar 5 persen. 

Ekonom Bloomberg Chang Shu dan Eric Zhu mengatakan PMI manufaktur Juli 2023 menunjukan momentum ekonomi China secara keseluruhan tetap lemah pada paruh kedua tahun ini. Namun komposisinya mengalami perubahan. 

“Indeks yang mengukur sektor jasa menunjukkan penurunan yang tak terduga, karena hambatan dari penurunan properti lebih besar daripada dorongan dari musim liburan musim panas yang aktif.” jelasnya. 

Tak hanya itu, China juga mengalami cuaca ekstrim yang mengancam memberikan tekanan pada jaringan energi, mengganggu logistik dan produksi. Pasar properti juga menambah pesimisme. 

"Meskipun kami percaya bahwa banyak tindakan mikro akan diimplementasikan untuk meningkatkan kinerja ekonomi, termasuk pengurangan pembatasan bagi sektor swasta, kami sama sekali tidak yakin bahwa ada senjata fiskal yang siap menstimulasi perekonomian,” jelas kepala riset wilayah Asia Pasifik di ING Groep NV, Robert Carnell.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper