Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve atau The Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (Bps). Kebijakan ini mungkin akan menjadi langkah terakhir dalam pertempuran melawan inflasi di Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters pada Rabu (26/7/2023), kenaikan suku bunga yang diantisipasi investor dengan probabilitas hampir 100 persen, akan meningkatkan tingkat suku bunga acuan menjadi kisaran 5,25-5,5 persen.
Jika benar The Fed menaikkan 25 Bps, hal itu akan membuat Fed Fund Rate (FFR) berada di level tertinggi sejak krisis keuangan dan resesi global pada 2007-2009.
Tak hanya dari sisi investor, para pembuat kebijakan pada Juni 2023 juga menunjukan bahwa The Fed berpotensi mendekati akhir siklus kenaikannya. The Fed mempertimbangkan dua hal sebelum menaikkan suku bunga.
Pertama, yakni apakah perekonomian masih terlalu kuat untuk mengembalikan tingkat inflasi yang masih tinggi ke target 2 persen. Kedua, melihat bukti proses “disinflasi” yang mungkin sedang berlangsung, atau bahkan berlanjut tanpa ada kenaikan suku bunga.
Para pembuat kebijakan juga mengatakan bahwa mereka akan membuat keputusan berdasarkan data yang diterima dari setiap pertemuan. Pendekatan ini dilakukan agar mereka memiliki opsi terbuka.
Baca Juga
Kepala penelitian G10 FX dan strategi makro Amerika Utara Steve Englander mengatakan bahwa pertanyaan kuncinya adalah apakah The Fed akan menekankan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan, atau aktivitas yang lebih kuat dari yang diharapkan, dalam menentukan kebijakan ke depan.
Siklus Kenaikan yang Terakhir?
Data baru mengenai ukuran inflasi yang disukai The Fed, yakni indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan dirilis pada hari Jumat (28/7/2023).
Menurut jajak pendapat Reuters, para ekonom memproyeksikan bahwa ukuran tersebut, setelah menghilangkan harga makanan dan energi yang volatil, meningkat pada tingkat tahunan sebesar 4,2 persen pada Juni 2023. Angka tersebut akan menjadi angka terendah sejak September 2021.
Angka tersebut menjadi penurunan yang signifikan setelah tertahan sekitar 4,6 persen pada Desember 2022. Namun, masih lebih dari dua kali lipat dari target yang ditetapkan The Fed.
Para pejabat, termasuk Jerome Powell, mengatakan bahwa mereka tidak akan mengubah kebijakan sampai kemajuan dalam mengatasi inflasi terjadi dalam beberapa bulan. Mereka juga yakin bahwa laju kenaikan harga akan kembali ke angka 2 persen.