Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Proyeksi Ekonomi Global Pulih Secara Bertahap dengan Sejumlah Risiko

IMF memproyeksikan bahwa perekonomian global pulih secara bertahap dari pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina. Namun masih ada beberapa risiko.
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.comJAKARTA - Dana Moneter Nasional (the International Monetary Fund/IMF) mengatakan bahwa perekonomian global pulih secara bertahap dari pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina. 

Dalam laporan IMF Blog Economic Growth, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,5 persen pada tahun lalu, menjadi 3 persen pada tahun ini. Angka tersebut naik 0,2 persen dari proyeksi IMF pada April 2023. 

Kemudian, inflasi global juga diproyeksikan menurun dari 8,7 persen tahun lalu menjadi 6,8 persen tahun ini dan 5,2 persen pada 2024. 

Selanjutnya, IMF menilai bahwa perlambatan terkonsentrasi di negara maju dengan pertumbuhan turun dari 2,7 persen pada 2022 menjadi 1,5 persen pada tahun ini. Tahun depan juga dinilai tetap lemah, dengan pertumbuhan sebesar 1,4 persen. 

Kemudian, kawasan euro juga diproyeksikan IMF akan melambat secara tajam. Menurutnya, kawan euro masih belum pulih dari lonjakan tajam pada harga gas tahun lalu, yang disebabkan oleh perang. 

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan di negara berkembang, diperkirakan akan meningkat dengan pertumbuhan year-on-year (yoy), meningkat dari 3,1 persen pada 2022 menjadi 4,1 persen pada tahun ini. 

Kemudian, pertumbuhan rata-rata secara global menutup perbedaan yang signifikan antar negara dengan pertumbuhan Asia yang tumbuh dan berkembang dengan kuat sebesar 5,3 persen pada 2023. Sementara itu, banyak produsen komoditas akan menderita akibat penurunan pendapatan ekspor. 

Lalu, walaupun pertumbuhan yang lebih kuat dan inflasi yang lebih rendah dari yang diharapkan dapat menjadi kabar baik, IMF menilai keseimbangan masih cenderung berada di sisi negatif. 

Pertama, tumbuh tanda-tanda bahwa aktivitas global kehilangan momentum. Kedua, inflasi inti yang tidak termasuk harga energi dan pangan tetap jauh di atas target bank sentral.  

IMF memperkirakan inflasi inti akan menurun secara bertahap dari 6 persen pada 2023 menjadi 4,7 persen pada 2024, revisi naik 0,4 poin presentase. 

IMF juga memproyeksikan bahwa inflasi inti di negara maju tidak berubah pada tingkat rata-rata tahunan 5,1 persen pada 2023, sebelum turun menjadi 3,1 persen pada 2024. Melalui proyeksi tersebut, IMF menilai bahwa peperangan melawan inflasi masih belum dimenangkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper