Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkapkan sejumlah strategi untuk kembali menarik pengunjung di tengah fenomena kekosongan pusat perbelanjaan atau mal.
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, melihat, banyaknya mal-mal sepi berkaitan dengan strategi dari pengembang, landlord, atau operator dari mal tersebut untuk mampu menarik pengunjung. Sehingga, diperlukan sejumlah strategi untuk kembali menarik pengunjung.
“Bagaimana caranya? Dengan tenancy mix, bagaimana caranya tetap up to date dari pihak operator untuk mengetahui tren apa yang sedang berkembang dan apa yang diminati oleh tren pasar yang dituju,” kata Yunus dalam JLL Indonesia Media Briefing secara virtual, Selasa (25/7/2023).
Dia mencontohkan, jika operator menargetkan pasar milenial, maka operator perlu memasukan tenant-tenant yang menyasar milenial dan disesuaikan dengan tren yang tengah berkembang saat ini ataupun yang dimiliki oleh kompetitor.
Kemudian, melakukan promosi-promosi yang dapat menarik target yang diharapkan untuk datang ke mal mereka.
“Memang kuncinya adalah mengenai strategi tenancy mix dan mengetahui pasar mana yang mau dituju. Know your visitor,” ujarnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, masih banyak pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung meski PPKM dan status pandemi Covid-19 di Indonesia telah dicabut. Padahal, beberapa dari mal-mal tersebut berada di pusat kota Jakarta.
Beberapa mal yang sepi di pusat kota Jakarta misalnya Plaza Semanggi, Ratu Plaza, hingga Blok M Square. Berdasarkan pantauan Bisnis, Senin (24/7/2023), tidak banyak pengunjung yang datang ke Blok M Square. Bahkan banyak tenant yang tutup dan beberapa memilih untuk menyewakan kiosnya.
Sepinya mal yang di kembangkan oleh Agung Podomoro Group melalui anak usahanya PT Melawai Jaya Realty itu juga berdampak terhadap pendapatan para pedagang yang masih bertahan di sana.
Sulastri (31), pemilik Megan Store, mengaku pemasukannya kian menurun. Pada tahun kemarin, dia mengaku masih bisa meraup hingga Rp2 juta meski tidak setiap hari. Namun kini, dia hanya bisa mengumpulkan Rp800.000 hingga Rp1 juta per hari.
Sementara itu, dalam paparannya, Yunus mengungkapkan pada lima tahun ke depan, ada total tambahan ruang pusat perbelanjaan sebesar 115.000 sqm.
Sektor yang saat ini cukup aktif dalam melakukan ekspansi di tengah terbatasnya ruang pusat perbelanjaan yang ada yakni sektor makanan dan minuman (food and beverage/FnB) dan entertainment.
Menurutnya, kedua sektor tersebut sangat diminati dan dicari oleh masyarakat, lantaran saat ini masyarakat membutuhkan experience retail.
“Hal itu juga yang kita lihat dari toko-toko yang ada bahwa tenant mulai mengimplementasikan new experience concept. Tenant berusaha berkreasi agar bagaimana caranya menarik pengunjung,” jelasnya.