Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan Soft Landing AS Meningkat, Target Inflasi The Fed Harusnya di Atas 2 Persen?

Meningkatnya harapan soft landing ekonomi AS mungkin bergantung pada kesediaan The Fed mentolerir inflasi yang lebih tinggi dari target 2 persen mereka.
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya harapan soft landing terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) bergantung pada kesediaan Federal Reserve (The Fed) mentolerir inflasi yang lebih tinggi dari target 2 persen.

Mengutip Bloomberg, Senin (24/7/2023) ketua The Fed Jerome Powell dengan rekan-rekannya tampaknya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 bps minggu ini. Tujuannya adalah untuk memperlambat ekonomi tanpa harus jatuh ke jurang resesi dan mencapai target inflasi 2 persen, atau yang disebut dengan soft landing

Mantan bos The Fed Ben Bernanke mengatakan bahwa kenaikan suku bunga 25-26 Juli 2023 mungkin jadi yang terakhir. Namun, hal ini tergantung pada seberapa tinggi inflasi yang dapat diterima The Fed dan berapa lama. 

“Menurut saya inflasi tidak akan turun di bawah 3 persen secara berkelanjutan” jelas kepala ekonom JPMorgan Chase & Co. Bruce Kasman.

Mantan pejabat The Fed, Vincent Reinhart yang kini menjadi kepala ekonom di Dreyfus dan Mellon, juga mengatakan menurunkan inflasi ke tingkat 2 persen adalah hal yang sulit. 

Menurunkan inflasi ke 2 persen mungkin lebih sulit karena berada di sektor jasa, di mana harga cenderung lebih stabil dan upah merupakan bagian yang lebih besar dari biaya menjalankan bisnis.

Pertimbangan Inflasi 3 Persen 

Kemudian, Penasihat ekonomi Allianz SE, Mohamed El-Erian berpendapat bahwa bank sentral AS harus menerima inflasi sekitar 3 persen dan tidak ‘mengorbankan’ ekonomi agar dapat menyentuh target 2 persen. 

El-Erian berpendapat bahwa gabungan beberapa faktor seperti perombakan rantai suplai global dan biaya transisi menuju net zero greenhouse, menunjukan bahwa The Fed seharusnya menargetkan inflasi di 3 persen dan bukan 2 persen. 

Kolumnis Bloomberg Opinions El-Erian juga mengatakan bahwa The Fed pada kuartal IV/2023 menghadapi dua pilihan. 

Pertama, meneruskan upaya mengurangi inflasi sesuai target 2 persen dan mengambil risiko yang ‘merusak’ di pasar keuangan atau ekonomi, atau kedua, menyadari target 2 persen tidak mudah dan bersiap untuk meninjau kembali target tersebut. 

Kemudian, Presiden Peterson Institute for International Economics, Adam Posen, menyerukan target yang lebih tinggi. 

"Jika Anda menurunkan inflasi dari sembilan menjadi tiga, kemungkinan Anda tidak akan kehilangan kredibilitas dengan menyatakan bahwa kami akan berhenti pada tiga daripada dua," ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (24/7).

Inflasi Lebih dari 3 Persen Dinilai Tidak Baik

Mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers mengatakan bahwa menetapkan tujuan inflasi pada 3 persen lebih adalah hal yang buruk, dan berisiko pada pertumbuhan harga yang lebih kuat pada siklus ekonomi berikutnya. 

Summers juga memberi memberi peringatan bahwa menerima tingkat inflasi yang lebih tinggi saat ini dapat menyebabkan masalah di masa depan. Menurutnya, hal tersebut bermasalah karena kekuatan ekonomi yang mendasari mendorong harga naik. 

Kemudian, Summers juga berpendapat bahwa kemungkinan adanya soft landing dengan inflasi di bawah 3 persen cenderung lebih besar dari sebelumnya, namun masih jauh dari 50 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper