Bisnis.com, JAKARTA -- Maskapai Lion Air Group menyebutkan akan mematuhi regulasi pemerintah untuk mengalihkan penerbangan pesawat jet dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati
Direktur Utama Lion Group Rudy Lumingkewas menyampaikan pihaknya akan mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Kami support. Kalau memang itu [penerbangan pesawat jet dari Bandara Husein] dipindahkan, mau nggak mau kami harus ikuti,” kata Rudy usai menghadiri Umrah Travel Fair di Kota Kasablanka, Rabu (19/7/2023).
Di Bandara Husein Sastranegara, Lion Group melayani penerbangan ke Medan, Bali, Batam, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, dan Makassar. Dengan perpindahan operasional ini, Rudy berencana untuk memindahkan penerbangannya ke Bandara Kertajati, sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Namun, dia belum bisa memastikan apakah dengan perpindahan tersebut, Lion Group tetap akan beroperasi di Bandara Husein Kertanegara mengandalkan pesawat berbaling-baling.
Saat ini, PT Angkasa Pura II (Persero) sedang mempersiapkan rencana perpindahan operasional penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Rencananya, pengalihan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati akan dilakukan pada Oktober 2023.
Baca Juga
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan, pihaknya tengah menggodok skema dukungan bagi maskapai. Tujuannya untuk mempermudah perpindahan operasional Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati.
Skema dukungan juga disiapkan bagi penyedia transportasi darat, sehingga para operator lebih mudah membuka layanan.
“Kami merencanakan adanya skema dukungan bagi operator di awal pengalihan penerbangan ke Bandara Kertajati ini. Tentunya ini juga harus sesuai ketentuan yang ada, dan melalui koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN,” ujar Awaluddin dalam keterangan resminya, Rabu (12/7/2023).
Dalam mengelola kedua bandara ini, AP II menerapkan konsep multi-airport system. Konsep ini akan mengedepankan dan mensinergikan strategi bisnis dan potensi masing-masing bandara untuk saling mendukung.
Nantinya, kedua bandara tersebut melayani segmentasi penerbangan yang berbeda. Bandara Husein Sastranegara akan melayani angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dengan pesawat propeller; angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam negeri; dan angkutan udara bukan niaga dalam negeri seperti penerbangan militer, kenegaraan, dan evakuasi medis.