Bisnis.com, GRESIK – PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), anak usaha PT Pertamina Gas Negara Tbk, menjalankan inisiatif dekarbonisasi dalam menjalankan kegiatan operasi bisnisnya.
Direktur Utama PGN Saka Avep Disasmita mengatakan bahwa program dekarbonisasi diterapkan pada sejumlah fasilitas offshore maupun onshore PGN Saka. Tercatat, sejumlah fasilitas yang ada dalam proses produksi yaitu Gas Processing Facility (GPF), Oil Treating Facility (OTF), dan LPG Facility (LPGF).
Salah satu program dekarbonisasi adalah carbon offset. Program ini diinisiasi karena dalam proses produksi gas dapat menghasilkan emisi gas CO2. Dari hasil mitigasi, masih menyisakan sisa-sisa gas rumah kaca.
“Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 equivalen per tahun,” ujarnya.
Dekarbonisasi yang dilakukan PGN Saka merupakan hasil penyusunan peta jalan inisiatif dekarbonisasi PGN Saka untuk 2022 – 2030. Anak usaha PGN yang bergerak di hulu migas ini juga memanfaatkan gas buang Gas Turbine Generator (GTG) dimana gas buang yang keluar dari GTG direcovery menggunakan absorption chiller. Mengingat gas turbin generator yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang cukup tinggi.
Avep menambahkan, pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF. “Untuk mencapai target penurunan emisi, kami menggalakkan berbagai upaya dengan tetap menjaga produktivitas dan efektivitas operasi,” pungkasnya.
Baca Juga
Saat ini, PGN Saka memiliki 11 aset hulu migas, 10 diantaranya berada di Indonesia dan 1 blok shale gas di Texas, Amerika Serikat.