Bisnis.com, JAKARTA - Sejak diamanatkan untuk dibentuk akhir 2016, Holding Rumah Sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kinerja keuangan yang cukup menjanjikan dalam perjalannya. Hal tersebut, tidak terlepas dari proses penggabungan beberapa rumah sakit (RS) ke dalam holding sejak 2018 hingga 2022.
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation atau Petramedika (IHC), Mira Dyah Wahyuni memaparkan kinerja keungan hasil konsolidasi RS BUMN naik sekitar 244 persen sejak 2019-2022.
“Jumlah kunjungan rawat jalan mengalami peningkatan dari 2018-2019 ke 2020-2022, terutama karena adanya akuisisi 8 PT RS,” ujar Mira saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (12/7/2023).
Dia menuturkan saat awal terbentuk pada 2018, Holding RS BUMN memperoleh omzet sebesar Rp1,3 trilun, pada 2019 memperoleh omzet sebesar Rp1,4 trilun, 2020 memperoleh sebesar Rp5,2 triliun, 2021 sebesar Rp6,8 trilun dan 2022 memperoleh omzet Rp4,9 triliun. Adapun, penurunan omzet pada 2022 karena Covid-19 yang mereda.
“Walaupun pada 2022 kunjungan rawatnya rendah, tetapi konversi pasien rawat jalan ke rawat inap tinggi, sehingga kunjungan rawat inapnya ikut naik,” jelas Mira.
Sementara itu, untuk laba bersih, Holding RS BUMN pada 2018 meraup sekitar Rp8,9 miliar, 2019 sebesar Rp45,2 miliar, Rp2020 sebesar Rp289,3 miliar, 2021 sebesar Rp835,1 miliar dan 2022 memperoleh sebesar Rp184,2 miliar.
Baca Juga
“Sedangkan untuk EBITDA [Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization] pada 2018 sebelum jadi holding mencapai Rp57,6 miliar, 2019 sebesar Rp102,4 miliar, 2020 sebesar Rp615,5 miliar, 2021 sebesar Rp1,3 trilun dan 2022 sebesar Rp275 miliar,” tutur Mira.
Kemudian, Mira memaparkan bahwa untuk kinerja operasional pada 5 tahun terakhir, jumlah tempat tidur saat ini mencapai 4.635 dengan bad occupancy rate-nya 62 persen. Lalu, jumlah rawat jalan mencapai 5,2 juta/16.000 per hari. Dan untuk kunjungan rawat inap saat ini mencapai 325.142 pada 2022.
Sejak tahun 2016 Petramedika IHC diminta menjadi holding rumah sakit BUMN berdasarkan surat Menteri BUMN No. S-736/MBU/12/2016 tanggal 21 Desember 2016. IHC mengelola 75 rumah sakit, dengan 36 RS yang sudah dimiliki dan 39 RS yang merupakan membershif dan Kerja Sama Operasional (KSO).
Dalam kepemilikannya, Holding RS BUMN mayoritas sahamnya sebanyak dimiliki 81,12 persen oleh Pertamina Group, Pelindo Group 6 persen, PTPN Group 9,2 persen, Krakatau Group 1,8 persen dan PT Timah 1,8 persen.
Di sisi lain, IHC akan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat.
"Rencana ke depan kami akan melakukan IPO," ujar Mira.