Bisnis.com, JAKARTA - Holding Rumah Sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan beberapa aksi korporasi ke depan, di antaranya renovasi rumah sakit (RS) di daerah hingga membangun RS Internasional di Bali. RS internasional yang ditargetkan rampung pada April 2024 itu, hingga saat ini penyelesaiannya sudah mencapai 36 persen.
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Mira Dyah Wahyuni mengatakan, RS internasional di Bali itu akan dibangun di atas tanah 50.000 meter2 dengan kapasitas 250 kamar rawat inap.
“Bali Internasional Hospital akan dibangun dengan 250 rawat inap dengan center of excellence CONGO Cardiology, Oncology, Neorology, Gastroentero-Hepatologi, Orthopedic, dengan luas lahan 50.000 meter persegi. Saat ini sudah terealisasi 36,301 persen dan rencana topping off di 28 Juli 2023,” ujar Mira saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (12/7/2023).
Dia memaparkan RS internasional tersebut ditargetkan bakal rampung pada April 2024. Kebutuhan operasional di 2024 diperkirakan membutuhkan 328 sumber daya manusia. Saat ini dokter spesialis sudah dipenuhi sekitar 63 persen, dokter umum 80 persen, perawat 50 persen, penunjang medis 16 persen dan non medis 22 persen.
“Target kami di Oktober 2023 sudah komplit. Insyaallah kami akan siap membuka dan selesai di April 2024 untuk layanan rumah sakitnya, tapi radioterapi untuk kanker baru selesai pada Agustus 2024,” jelas Mira.
Terkait dengan pemenuhan SDM, Mira mengungkapkan pihaknya sudah melakukan perekrutan terhadap 9 dokter yang berasal dari diaspora, yakni dokter-dokter Indonesia yang sekolah di luar negeri dan 8 orang dari tenaga kerja asing (TKA).
Baca Juga
“Namun kami selektif melakukan kresedensial untuk spesialis spesialis yang belum ada,” ucap Mira.
Lebih lanjut, dia mengatakan proses pembangungan RS ini turut menggandeng Mayo Clinic. Dimulai dari tahap per persiapan pada 2022-2024. Meliputi tata Kelola rumah sakit, bagaimana program kualitas dan keamanannya, strategi keperawatan, dukungan desain fasilitas, pengembangan rencana layanan medis. Kemudian pengembangan sdm, hingga integrasi akademik.
“Untuk operasional nanti, kita akan jadi Mayo Clinic Care Network pertama di Asia Tenggara. Lalu pengembangan center of excellence oncology dan cardiology di tahun pertama. Mayo Clinik akan menjadi komite penasehat kualitas kami. Tiga bulan sekali melakukan review, auadit medic dan juga melakukan edukasi. Minimal 2 kali per tahun,” tutur Mira.
Selain pembangunan RS internasional tersebut, Mira pun mengungkapkan pihaknya berencana akan melakukan IPO dan melakukan existing hospital seperti RS Pelni (Merial Tower), RS Pertamina RSPP, RS Balongan, RS di Cirebon, dan Rumh Sakit Pertamina Jaya (RSPJ).
“Kemudian kita akan melakukan revonasi-renovasi karena fasilitasnya kurang memadai. Seperti di RS Rantau di Aceh, RS Brandan dan RS Tanjung,” kata dia.
Selanjutnya, holding RS BUMN juga akan membangun RS Khusus Kanker dengan Universitas Padjajaran dan membangun RS Tipe C di Balikpapan.
“Karena RS ini sudah bisa kita kembangkan jadi tipe B, maka harus didukung dengan RS tipe C. juga akan dibuat RS Kenten di Sumsel. Tahun ini juga akan melakukan akuisisi RS Semen Padang, RS Antam Medika, RS Garam, RS Semen Gresik, dan RS PTPN 3 di Sumut,” tuturnya.
Sejak tahun 2016, PT Pertamina Bina Medika atau Petramedika IHC menjadi holding rumah sakit BUMN berdasarkan surat Menteri BUMN No. S-736/MBU/12/2016 tanggal 21 Desember 2016. IHC mengelola 75 rumah sakit, dimana 36 RS yang sudah dimiliki dan 39 RS yang merupakan membershif dan Kerja Sama Operasional (KSO).