Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Riset Makroekonomi Asean+3 (AMRO) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi jangka pendek wilayah Asean+3 dalam pembaruan kuartalan Juli 2023.
Berdasarkan proyeksi AMRO dalam Asean+3 Regional Economic Outlook (AREO) bulan Juli 2023, ekonomi kawasan Asean+3, yang termasuk Asean, Jepang, China, dan Korea Selatan, diperkirakan tumbuh sebesar 4,6 persen (year-on-year/yoy) pada 2023, naik dari 3,2 persen pada tahun 2022.
Kepala ekonom AMRO Hoe Ee Khor menjelaskan bahwa pertumbuhan Asean+3 akan ditopang oleh permintaan domestik dan pemulihan dalam pariwisata sebagian akan mengimbangi ekspor barang yang lemah.
Kemudian, walaupun ada pelemahan yang berlangsung dalam perdagangan global yang mendorong sedikit penurunan dalam proyeksi pertumbuhan Asean 2023 menjadi 4,5 dari proyeksi April lalu sebesar 4,9 persen, hal ini akan diimbangi dengan membaiknya prospek ekonomi.
Sementara itu, AMRO memproyeksi inflasi Asean+3 2023 menjadi 3,0 persen. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4 persen.
Sebagai catatan, proyeksi inflasi tersebut tidak termasuk Laos dan Myanmar dengan inflasi yang relatif tinggi. Sedangkan untuk proyeksi 2024, pertumbuhan sedikit menurun menjadi 4,5 persen pada 2024. Inflasi diproyeksikan akan moderat menjadi 2,4 persen.
Baca Juga
Khor menjelaskan bahwa pemulihan Asean+3 bergantung pada permintaan yang kuat pada kawasan tersebut.
“Memulihkan pasar tenaga kerja dan menurunkan inflasi, seiring dengan pariwisata antar-wilayah yang tumbuh dengan stabil, membantu meredam pertumbuhan terhadap permintaan eksternal yang lesu yang meredam ekspor kawasan ini.” ucap Khor.
Inflasi telah melambat di sebagian besar ekonomi Asean+3. Hal ini dikarenakan adanya pelonggaran komoditas global dan normalisasi rantai pasokan.Oleh karena itu, banyak bank sentral di kawasan Asean+3 berhenti atau melonggarkan pengetatannya. Menurut AMRO, kini adalah ‘giliran’ untuk memperkuat konsumsi.