Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naiknya Setoran Pajak Hotel-Restoran di Tengah Proyeksi JP Morgan soal Pertumbuhan

JP Morgan turut melihat adanya angin segar untuk sektor pariwisata di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Ibis Styles Semarang Simpang Lima. JP Morgan turut melihat adanya angin segar untuk sektor pariwisata di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. /Foto: Istimewa
Ibis Styles Semarang Simpang Lima. JP Morgan turut melihat adanya angin segar untuk sektor pariwisata di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. /Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian daerah dan sektor pariwisata terus menggeliat, ditandai dengan tumbuhnya setoran pajak hotel hingga restoran. Saat bersamaan, perbankan investasi J.P Morgan turut melihat adanya angin segar untuk sektor pariwisata di Asia Tenggara. 

Berdasarkan dokumen terbaru APBN Kita, dikutip Selasa (4/7/2023), perekonomian daerah terus menguat seiring dengan pertumbuhan realisasi pajak yang bersifat konsumtif, mulai dari pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, hingga setoran pajak parkir. 

Untuk realisasi pajak hotel saja, pemerintah telah mengantongi Rp3,52 triliun per Mei 2023. Jumlah ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 96,4 persen secara year-on-year (yoy). 

Jika dirinci secara wilayah, setoran pajak hotel di Bali mencapai Rp1,23 triliun atau naik 863,4 persen dibandingkan tahun lalu, yang sebesar Rp128,17 miliar. 

Tak cuma bali, setoran pajak hotel di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga melesat 46 persen secara tahunan atau dari Rp18,30 miliar tahun lalu menjadi Rp26,74 miliar per Mei lalu. Adapun setoran pajak hotel Yogyakarta naik 46 persen yoy menjadi Rp145,31 miliar. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kinerja di beberapa daerah pariwisata Indonesia memang terus menunjukkan pemulihan dari dampak pandemi Covid-19. 

“Kinerja di beberapa daerah sudah menunjukkan pemulihan kuat, seperti Bali, NTT, dan Yogyakarta yang mengalami scarring effect akibat pandemi juga ada konfirmasi adanya pemulihan cukup kokoh,” ujarnya dalam konferensi pers baru-baru ini. 

Geliat juga ditunjukkan oleh realisasi setoran pajak hiburan yang melesat 81,8 persen yoy menjadi Rp845,9 miliar. Capaian ini diikuti pajak restoran yang tumbuh 34,8 persen menjadi Rp6 triliun, sementara setoran pajak parkir mencapai Rp588,07 miliar atau naik 37,9 persen yoy. 

Kementerian Keuangan alias Kemenkeu menggarisbawahi sektor pariwisata nasional memang terus menggeliat sejak awal 2023. Situasi ini lantas memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis di sektor lain. 

Contohnya, aktivitas sektor pariwisata akan mendorong geliat di sektor pendukungnya, seperti makanan dan akomodasi, hotel, transportasi, serta perdagangan. Hal ini yang akhirnya membuat setoran pajak konsumtif di sektor pariwisata kian meningkat hingga Mei 2023. 

Tumbuhnya aktivitas sektor pariwisata salah satunya juga ditunjukkan oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. 

Kemenkeu mencatat jumlah kunjungan wisman ke Tanah Air mencapai 865.810 kunjungan per April 2023, atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan posisi yang sama pada tahun lalu. 

Dari jumlah kunjungan tersebut, wisman yang berkunjung ke Indonesia didominasi oleh turis asal Malaysia dengan porsi sebesar 17,01 persen, diikuti Australia sebanyak 12,69 persen, dan wisman Singapura berkontribusi 11,24 persen. 

Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman sejak Januari – April mencapai 3,17 juta kunjungan. Demikian pula dengan kondisi tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia tercatat 41,37 persen per April 2023 atau naik 7,14 poin secara tahunan. 

PROYEKSI JP MORGAN

Menggeliatnya sektor pariwisata di Indonesia turut diamini oleh perbankan investasi asal Amerika Serikat, J.P. Morgan, yang melihat adanya angin segar untuk sektor saham pariwisata di sejumlah negara Asia Tenggara (Asean), tidak terkecuali Indonesia.

Berdasarkan riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Tim Analis J.P. Morgan memberikan pandangan untuk prospek sektor saham di wilayah Asean. Laporan teranyar yang dirilis akhir Juni 2023 itu menyoroti pemulihan sektor pariwisata. 

Analis J.P. Morgan meyakini pemulihan sektor pariwisata memegang peranan penting dalam mengimbangi perlambatan eksternal dan pengetatan moneter. J.P. Morgan juga melihat arus pariwisata ke Asean berada dalam tren yang lebih baik dari estimasi sebelumnya. 

Kondisi ini didukung permintaan yang terpendam selama Covid-19 dari pelancong mancanegara, dukungan kebijakan pemerintah, dan pembukaan kembali China. Bahkan, J.P. Morgan bahkan memperkirakan kedatangan turis di 6 negara Asean pada akhir 2023 akan melebihi perkiraan.

Alhasil, kondisi ini diperkirakan secara langsung akan membawa berkah bagi sektor ritel, makanan dan minuman, transportasi, akomodasi, gim, serta tidak ketinggalan memberikan dampak langsung kepada konsumen domestik. 

Khusus untuk Indonesia, J.P. Morgan mencatat kedatangan turis pada Januari 2023 hingga April 2023 telah pulih 63 persen ke level periode 2019. Pelancong asal Australia mendominasi disusul Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. 

Kendati demikian, fase pemulihan yang lebih lambat tercatat untuk turis asal Asean dan tertinggal di belakang untuk turis asal Jepang dan China. 

“Berdasarkan dengan data saat ini, kami memperkirakan kedatangan turis di Indonesia dapat mencapai 10 juta pada akhir 2023,” kata tim analis J.P. Morgan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper