Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pengembang energi surya, SUN Energy berupaya membantu korporasi memperkuat inisiatif environmental social governance (ESG) lewat pemasangan PLTS lewat skema pembiayaan.
Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson menjelaskan bahwa implementasi ESG menjadi bagian yang penting dari investasi dan pengembangan bisnis jangka panjang suatu korporasi, meskipun kerap memiliki keterbatasan sumber daya.
Itulah kenapa realisasi pemanfaatan energi surya melalui sistem PLTS di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai angka 271,6 MW dengan jumlah pelanggan hingga 6.461 pelanggan lintas sektor, seperti residensial, sosial, pemerintah, bisnis, hingga industri.
"Pada tahun 2023 ini, SUN Energy menambah sederet pelanggan baru dari beberapa industri, yaitu industri manufaktur elektronik, kertas, jasa transportasi, personal care, furniture, oleokimia, fragrance, hingga pipa," ujar Dion dalam keterangan resmi, Rabu (21/6/2023).
Pasalnya, standar pengelolaan kinerja perusahaan berlandaskan bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan, menuntut para pelaku industri untuk melaksanakan operasional bisnis. Salah satunya, dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional, seperti dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi.
"Kami melihat upaya transisi energi oleh perusahaan melalui pemanfaatan energi surya ini memiliki dua faktor utama, yaitu untuk menjalankan operasional industri rendah karbon serta menarik para investor besar menyuntikkan dananya pada perusahaan yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG," tambahnya.
Baca Juga
Oleh sebab itu, sebagai mitra jangka panjang korporasi, SUN Energy memiliki skema pembiayaan tanpa biaya di muka, bagi perusahaan yang beralih ke energi surya sehingga mampu meminimalisasi keterbatasan penerapan ESG di berbagai sektor.
Upaya ini turut tergambar dari kinerja SUN Energy sepanjang tahun 2023 yang bekerja sama dengan para pelanggan menghasilkan total produksi energi listrik hingga 36.132.080 kWh dari beragam jenis industri.
Penambahan portofolio yang dicatatkan oleh SUN Energy sepanjang tahun 2023 ini diharapkan mampu menjadi momentum peningkatan kepercayaan para pelaku industri untuk memulai pemanfaatan sistem energi surya sebagai salah satu jenis energi terbarukan yang reliabel dan efisien.
Menjelang akhir kuartal II/2023, SUN Energy kembali meresmikan salah satu portofolio terbarunya pada industri jasa transportasi, yakni PT Blue Bird Tbk. (BIRD) sebesar Rp2 miliar, sebagai bagian dari visi keberlanjutan Bluebird yakni mengurangi emisi karbon sebesar 50 persen pada 2030 mendatang.
"Para pelanggan cukup dengan pembayaran setiap bulan sesuai dengan produksi sistem energi surya yang keseluruhan produksinya digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan. SUN Energy telah memproduksi energi melalui sistem energi surya dengan total 467,718,987 kWh," tutupnya.
Melalui bisnis model ini, SUN Energy dapat mengatasi keterbatasan penerapan aspek ESG bagi para pelaku industri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, upaya ini juga mendorong aktualisasi komitmen pemerintah dalam menyediakan pasokan energi listrik yang berkelanjutan sekaligus mendukung proses transisi energi bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.