Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Energi Primer Bukukan Laba Bersih Rp524,7 Miliar Sepanjang 2022

Laba bersih Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sepanjang 2022 naik 16,8 persen year-on-year (yoy).
PLTU Jawa 8/ Istimewa - PLN
PLTU Jawa 8/ Istimewa - PLN

Bisnis.com, JAKARTA — Subholding PT PLN (Persero), PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) membukukan laba bersih sebesar Rp524,7 miliar pada tahun buku 2022. 

Capaian ini naik 16,8 persen year-on-year (yoy) dibandingkan capaian tahun sebelumnya di angka Rp449 miliar. Meski baru terbentuk, penguatan rantai pasok energi menjadi modal perusahaan untuk mencatatkan kinerja operasional yang baik.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN EPI menjadi salah satu perusahaan masa depan. Dengan tugas utama sebagai penjaga rantai pasok energi primer, PLN EPI mampu menjadi perusahaan penyedia energi primer terbesar di Asia. 

"Segala inovasi terus dilakukan subholding agar ke depan tak hanya mampu memenuhi kebutuhan energi primer PLN Group saja tetapi juga menjadi perusahaan berkelas global," ujar kata Darmawan melalui siaran pers, Sabtu (17/6/2023). 

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menuturkan, perseroannya menjalankan bisnis dengan menekankan efisiensi dan optimalisasi aset. Hal ini tercermin dari beban pokok penyediaan batu bara yang naik 112 persen.

"Efisiensi ini mampu mendorong kontribusi laba bersih. Dengan pendapatan mencapai Rp10,6 triliun pada tahun 2022, perusahaan tetap efisien sehingga membukukan laba bersih sebesar Rp524,7 Miliar," kata Iwan.

Digitalisasi dan optimalisasi aset juga dilakukan perusahaan untuk bisa mencetak kinerja keuangan dan operasional yang baik pada tahun ini. 

Saat ini, kata Iwan, perusahaan menyusun sejumlah program prioritas dengan memperhatikan sejumlah aspek guna menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaan dan mitra strategis, termasuk mitigasi dampak yang mungkin ditimbulkan.

"Termasuk di dalamnya strategi atau peluang untuk meningkatkan volume produksi tambang milik sendiri di wilayah izin usaha pertambangan," tutup Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper