Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli strategi mata uang JPMorgan mengatakan beberapa tanda-tanda de-dolarisasi terus menguat namun mata uang negeri Paman Sam itu tetap sebagai mata uang utama.
Mengutip dari pemberitaan Reuters, Senin (5/6/2023), para ahli strategi JPMorgan mengutarakan dalam sebuah catatan dolar seharusnya tetap mempertahankan “jejak besarnya”.
"Dengan menggabungkan berbagai ukuran, penggunaan US$ secara keseluruhan tetap berada dalam kisaran historisnya dengan dolar berada di puncak [menjadi mata uang utama dunia]," tulis ahli strategi Meera Chandan dan Octavia Popescu.
Baca Juga
Para ahli strategi mengatakan penurunan fungsi dolar Amerika Serikat tertutama terlihat dalam cadangan devisa yang dikumpulkan bank sentral. Tercatat pangsa dolar telah menurun dari rekornya. Meski demikian, dolar masih menjadi pilihan utama dalam acuan perdagangan komoditas.
Dalam catatan JPMorgan, rekor tertinggi pangsa dolar dalam volume perdagangan dunia mencapai 88 persen. Kemudian, pangsa euro sendiri menurun 8 poin persentase dalam satu dekade terakhir, mencatatkan rekor terendah sebesar 31 persen.
Di lain sisi, pangsa yuan China mengalami peningkatan sehingga mencatatkan rekor tertinggi sebesar 7 persen.