Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 masih akan tetap kuat dan terjaga. Hal tersebut tercermin dari inflasi Indonesia yang cukup terkendali, bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
“Kuartal II/2023 diharapkan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga meneruskan momentum pemulihan ekonomi yang terjaga pada kuartal satu,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/5/2023).
Melihat capaian inflasi selama Ramadan atau pada April 2023, Sri Mulyani mengatakan bahwa inflasi Indonesia sangat bisa dikendalikan dan menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
Bahkan, volatile food atau harga bergejolak, seperti pangan, justru mengalami pertumbuhan inflasi yang lebih rendah, yaitu di 3,7 persen, dibandingkan bulan sebelumnnya 5,8 persen. Adapun, administered price mengalami penurunan dari 11,6 ke 10,3. Inflasi inti juga menurun ke level 2,8 persen.
“Dengan demikian, indeks harga konsumen ada di 4,3 ini menurun cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang 5,0 persen atau pada Februari yang masih 5,5 persen,” kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut, dengan inflasi yang menurun yang pertumbuhan yang membaik, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur pada April 2023 masih mengalami ekspansi di angka 52,7 dan indeks keyakinan konsumen (IKK) juga masih kuat di level 126,1.
Baca Juga
“Mandiri spending index masih di atas 140 dan pertumbuhan penjualan ritel yang masih tumbuh di atas aksis 0,” tambahnya.
Adapun, pada kuartal I/2023, ekonomi Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,03 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy)