Bisnis, JAKARTA—Hingga menjelang pertengahan tahun 2023, rencana penyesuaian harga baru rumah subsidi belum juga direalisasikan oleh pemerintah.
Berita tentang bisnis rumah subsidi serta isu ekonomi bisnis teranyar lainnya tersaji secara analitik dan lebih mendalam di BisnisIndonesia.id.
Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News BisnisIndonesia.id:
1. Akhir Penantian Harga, Pengembang Mulai Tinggalkan Rumah Subsidi
Hingga menjelang pertengahan tahun 2023, rencana penyesuaian harga baru rumah subsidi belum juga direalisasikan oleh pemerintah.
Harga rumah subsidi saat ini masih menggunakan beleid Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepmen PUPR) No 242/KPTS/M/2020 yang dikeluarkan pada Maret 2020 yang berisikan aturan pembaharuan terkait harga jual rumah subsidi, batasan penghasilan kredit pemilikan rumah subsidi, besaran suku bunga, lama masa subsidi, batasan luas tanah dan bangunan rumah serta besaran subsidi bantuan uang muka perumahan.
Meskipun beleid ini mencabut berlakunya Kepmen PUPR No 535/KPTS/M/2019 tentang batasan harga jual rumah sejahtera tapak yang diperoleh melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi yang kala itu diteken oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada 18 Juni 2019, namun tak ada perubahan harga rumah subsidi di Kepmen PUPR nomor 242 tahun 2020.
2. Saat 7 Negara Kaya Berupaya Kempiskan China dan Hukum Rusia
Konferensi tingkat tinggi para pemimpin negara anggota G7 yang berlangsung sejak 19 Mei akan berakhir pada 21 Mei 2023. Di luar masalah yang menyangkut urusan internal tujuh negara tersebut, tak bisa dipungkiri isu Rusia dan China menjadi perhatian mereka.
Hal itu tidak terlepas dari kenyataan bahwa para pemimpin G7, yakni Inggris, Perancis, Italia, Jerman, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, sedang bergulat dengan tantangan yang ditimbulkan oleh China dan Rusia.
Salah satu fokus 7 negara kaya itu adalah mengurai risiko dari China.
Berdasarkan draf komunike bersama yang diperoleh kantor berita Reuters, negara G7 sepakat untuk melepaskan diri dari ketergantungan rantai pasok perdagangan China.
Menurut penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan negara-negara G7 ingin mengurangi risiko, bukan memisahkan diri dari China.
3. Kejar Mitsubishi, Tiga Merek Jepang Rilis Mobil Niaga Mini BEV
Suzuki, Daihatsu, dan Toyota berkolaborasi untuk menghadirkan mini-commercial van electric vehicles (BEVs), menyusul laju kencang Mitsubishi dengan model Minicab Miev yang segera diproduksi lokal di Indonesia.
Suzuki Motor Corporation (Suzuki), Daihatsu Motor Co., Ltd. (Daihatsu), dan Toyota Motor Corporation (Toyota) memastikan kerja sama di antara ketiganya dengan memperkenalkan prototipe mini-commercial van electric vehicles (BEVs) di arena pameran netral karbon di Hiroshima, 18-21 Mei 2023.
Suzuki, Daihatsu, dan Toyota telah berkomitmen secara bersama-sama mengembangkan sistem BEV yang cocok untuk kendaraan niaga mini dengan menggabungkan keahlian di antaranya mereka.
Suzuki dan Daihatsu merupakan pabrikan memiliki spesialisasi dalam menciptakan mobil ukuran kecil, adapun Toyota memiliki keunggulan dalam teknologi elektrifikasinya.
Suzuki, Daihatsu, dan Toyota masing-masing akan merilis versi mereka sendiri dalam tahun fiskal 2023.
Perusahaan Komersial Japan Partnership Technologies (CJPT) juga berpartisipasi dalam perencanaan untuk mencapai spesifikasi optimal untuk memenuhi kebutuhan logistik jarak jauh yang efisien.
4. Membaca Pergerakan Asumsi Makro RAPBN 2024 Pemerintahan Jokowi
Pemerintah telah menyampaikan indikator ekonomi makro pada asumsi dasar penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2024. Dibandingkan dengan asumsi paling awal, indikator ekonomi makro dalam penyusunan RAPBN 2024 yang diajukan ke DPR menunjukkan beberapa pergerakan.
Terdapat 4 indikator yang menunjukkan perbedaan pada asumsi RAPBN 2024 pada masa awal perencanaan hingga ketika asumsi tersebut disampaikan pemerintah ke DPR. Keempatnya adalah asumsi nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SBN 10 tahun, lifting minyak mentah, dan lifting gas.
Asumsi lifting minyak mengalami kenaikan, sedangkan untuk lifting gas, nilai tukar rupiah dan suku bunga SBN mengalami penurunan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna di DPR, Jumat (19/5/2023), menyampaikan sejumlah indikator ekonomi makro sebagaiasumsi dasar penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2024.
5. Mengukur Kenaikan Harga Rumah Kian Merangkak Usai Badai Pandemi
Setelah badai pandemi Covid-19 mereda, pengembang properti masif dalam membangun hunian komersial. Hal ini juga diiringi dengan kenaikan harga properti residensial. Pasalnya, selama pandemi melanda Tanah Air pengembang menahan kenaikan harga jual properti hunian komersial primary atau anyar.
Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia, indeks harga properti residensial (IHPR) masih mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I tahun 2023. Namun demikian, besaran kenaikan IHPR pada kuartal I tahun 2023 ini sedikit lebih rendah dibandingkan dari kuartal IV tahun 2022 yang mencapai 2,00 persen (yoy).
Kenaikan harga rumah terjadi pada rumah tipe kecil, menengah dan besar. Untuk rumah tipe kecil, kenaikan harga rumah pada kuartal I tahun 2023 mencapai sebesar 1,77 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dari kuartal IV tahun 2022 yang mengalami kenaikan 2,08 persen.
Kemudian, untuk rumah tipe menengah mengalami kenaikan 2,76 persen (yoy) pada kuartal I tahun 2023, lebih rendah dari kuartal IV tahun 2022 yang mencapai 3,22 persen. Untuk rumah tipe besar, harga rumah mengalami kenaikan 1,36 persen (yoy) di kuartal I tahun 2023, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 1,43 persen. Secara spasial, pergerakan indeks harga rumah yang melambat pada kuartal I tahun 2023 terutama terjadi di Kota Pontianak, Yogyakarta, dan Surabaya.