Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Pejabat The Fed: Suku Bunga Bakal Bertahan Atau Naik, Tak Mungkin Turun

Pejabat The Fed memberikan sinyal mempertahankan atau menaikkan suku bunga dengan pertimbangan dampak kebijakan masih belum terasa.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat bank sentral Amerika Serikat atau The Fed memberikan isyarat bahwa mereka melihat suku bunga tetap tinggi bahkan meningkat. 

Pertimbangan tersebut didasarkan oleh inflasi yang turun dengan lambat dan ekonomi hanya menunjukan tanda-tanda pelemahan tentatif. 

Mengutip dari Reuters pada Selasa (16/5/2023), dalam wawancara media, empat presiden bank sentral regional AS mulai mengurai data dan risiko yang akan dipertimbangkan dalam rapatg kebijakan FOMC pada 13-14 Juni mendatang, mengenai apakah akan menaikkan suku bunga untuk ke-11 kali berturut-turut atau menghentikan siklus pengetatan.

Investor bertaruh besar-besaran bahwa suku bunga acuan The Fed akan tetap berada di kisaran 5,00 - 5,25 persen. Pejabat The Fed pada Senin (15/5) mengatakan bahwa keputusan masih belum pasti. 

Sejak rapat FOMC terakhir, data menunjukan pasar kerja yang tetap kuat dan inflasi hanya turun tipis, meskipun ada tekanan sektor perbankan dan krisis pagu utang AS yang perlu diperhatikan.

Secara keseluruhan, para pembuat kebijakan mengatakan bahwa memastikan inflasi kembali mencapai target tahunan 2 persen adalah prioritas utama.

Di sisi lain, Presiden the Fed wilayah Richmond Tom Barkin mengatakan bahwa pemulihan ekonomi selama ini masih tidak konsisten. 

Barkin mengatakan bahwa dengan adanya data lebih lanjut sebelum pertemuan berikutnya dan ketegangan politik mengenai pagu utang AS, dirinya masih terbuka untuk melakukan jeda atau kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam pertemuan mendatang. 

Kemudian, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa pada titik ini dia "cenderung" lebih memilih menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut, namun tetap terbuka melakukan kenaikan suku bunga jika diperlukan. 

Hal tersebut lantaran untuk memperjelas apa dampak pengetatan kredit, dengan bobot perubahan kebijakan bank sentral selama setahun terakhir masih belum sepenuhnya terasa.

"Bagian yang mudah dari mengurangi inflasi telah kita tangani, dan sekarang kita berada pada bagian yang sulit," kata Bostic kepada CNBC International.

Bostic juga mengatakan bahwa asumsi investor yang mengatakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tidak mungkin terjadi. 

Sementara itu, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan mungkin masih ada lebih banyak pekerjaan bank sentral yang harus dilakukan agar inflasi turun dan tidak boleh tertipu data positif dalam beberapa bulan terakhir. 

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan kepada CNBC International bahwa pemungutan suara untuk kenaikan suku bunga terbaru bank sentral AS mungkin akan dilakukan.

Goolsbee menjelaskan hal tersebut lantaran kekhawatirannya atas pengetatan kondisi kredit setelah kegagalan bank regional dan dampak penuh dari kenaikan suku bunga Fed belum terasa.

“[Pembuat kebijakan harus] berhati-hati dan sabar serta melihat lebih banyak data daripada biasanya," kata Goolsbee.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper