Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia secara resmi meningkatkan kepemilikan saham di Islamic Development Bank (IsDB) dari 2,25 persen menjadi 7,94 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dan pengalaman Indonesia dalam menangani dan memimpin agenda global, Indonesia ingin menjadi mitra IsDB yang lebih kuat untuk meningkatkan peran IsDB.
Selain itu, meningkatnya jumlah saham juga sebagai jalan dalam mewujudkan agenda reformasi, dan melaksanakan mandatnya dalam membantu negara-negara anggota, terutama negara-negara anggota miskin dan rentan, serta komunitas muslim di dunia.
“Atas pertimbangan tersebut, Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kepemilikan saham di IsDB dari posisi ke-12 menjadi posisi ke-3,” ujarnya seperti dalam keterangan tertulis, Minggu (14/5/2023).
Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia pada Sidang Tahunan IsDB ke-48, 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi.
Dengan persetujuan tersebut, Indonesia menduduki peringkat pemegang saham IsDB terbesar ke-3 setelah Arab Saudi dan Libya. Lebih besar dari Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, UAE, dan Turki.
Sejak IsDB berdiri pada 1974 hingga Desember 2022, Indonesia, yang juga menjadi salah satu pendiri IsDB, telah mendapatkan pembiayaan senilai US$6,3 miliar.
Sektor-sektor yang mendapatkan pembiayaan seperti pertanian, pendidikan, industri dan pertambangan, melalui berbagai instrumen seperti pembiayaan proyek, pembiayaan perdagangan, dan pemberian bantuan teknis.
Dengan menjadi pemegang saham terbesar ke-3, Indonesia tidak saja akan menegaskan posisinya di panggung global dengan ikut menentukan arah pembangunan dunia melalui pengaruh keanggotaannya dalam bank pembangunan multilateral seperti IsDB.
Indonesia dapat secara langsung berperan aktif dalam operasionalisasi IsDB dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan di negara-negara anggota IsDB yang pada umumnya merupakan negara dengan komunitas muslim yang berpendapatan rendah.
Di sisi lain, melalui kepemilikan saham yang lebih besar tersebut, Indonesia memastikan IsDB akan merealisasikan reformasi layanan dan mendukung pengembangan, salah satunya pembiayaan campuran atau blended finance.
Penggunaan dana campuran tersebut dapat ditujukan untuk berbagai program pembangunan, seperti pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, ketahanan pangan, kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, dan agenda pembangunan strategis lainnya, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.