Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah Indonesia bakal meningkatkan porsi modal yang ditempatkan di Islamic Development Bank (IsDB) menjadi 7,94 persen.
Sebelumnya, Indonesia merupakan pemegang saham terbesar ke-12 dengan total penyertaan modal sebesar US$1.511 juta atau 2,25 persen dari total modal ditempatkan IsDB.
Sejak IsDB berdiri pada 1974, Indonesia, yang juga menjadi salah satu pendiri IsDB, telah mendapatkan pembiayaan senilai US$6,3 miliar.
Sri Mulyani sebelumnya memang telah merencanakan keinginan Indonesia untuk melakukan kenaikan saham khusus (Special Capital Increase/SCI).
Kenaikan saham ini akan menempatkan Indonesia pada posisi pemegang saham ke-3 setelah Saudi Arabia dan Libya dengan kenaikan saham sebesar 8,43 persen.
“Post-SCI ini akan terjadi dilusi untuk seluruh pemegang saham, sehingga hasil final shareholding Indonesia menjadi 7,94 persen. Board of Governors IsDB telah menyetujui SCI ini pada IsDB Annual Meetings 12 Mei 2023,” ujarnya seperti dikutip dalam unggahan resmi @smindrawati, Minggu (14/5/2023).
Dengan adanya kenaikan saham ini, lanjut Bendahara Negara, Indonesia akan mendapatkan beragam manfaat, baik secara strategis dan ekonomis.
Mulai dari meningkatkan posisi tawar Indonesia di IsDB hingga meningkatkan potensi pembiayaan IsDB sampai dengan 3,5-4 kali lebih besar.
“Saya harap dengan adanya kenaikan saham ini, kerja sama antara Indonesia dan IsDB dapat semakin menguat serta membawa kesejahteraan bagi seluruh umat,” tuturnya.
Pada awal 2023, Sri Mulyani melaporkan bahwa Indonesia sendiri memanfaatkan utang dari IsDB untuk pembangunan, khususnya dalam hal pendidikan. Total utang Indonesia dari IsDB sebesar Rp7,3 triliun, dengan total utang aktif senilai Rp2,75 triliun.