Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Bos Alfamart (AMRT) Djoko Susanto Naik Rp1,35 Triliun dalam Sehari

Kekayaan pemilik ritel Alfamart Djoko Susanto melesat US$92 juta dalam sehari. Kenaikan yang setara dengan Rp1,35 triliun tidak terlepas dari kenaikan saham.
Logo Alfamart dan Alfamidi
Logo Alfamart dan Alfamidi

Bisnis.com, JAKARTA — Kekayaan bos pemilik jaringan ritel Alfamart, Djoko Susanto, melesat US$92 juta dalam sehari. Kenaikan yang setara dengan Rp1,35 triliun tersebut (asumsi kurs Rp14.700 per dolar AS) tidak terlepas dari kenaikan saham perusahaan pengelola minimarket yang dia miliki, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT).

Berdasarkan data Forbes The World’s Real-Time Billionaires per 12 Mei 2023, kekayaan Djoko Susanto bertambah US$92 juta atau 2,04 persen dalam sehari dibandingkan dengan hari sebelumnya. Hal ini membuat total kekayaannya bertambah menjadi US$4,6 miliar atau sekitar Rp67,62 miliar.

Djoko Susanto juga menjadi pengusaha Indonesia yang kekayaannya naik paling tinggi pada hari tersebut. Posisinya disusul Tanoko bersaudara yakni Hermanto Tanoko yang naik US$85 juta dalam sehari dan Wijono Tanoko dengan kenaikan US$52 juta.

Kenaikan harta Djoko Susanto tidak bisa dipisahkan dari performa saham AMRT. Sampai penutupan perdagangan Jumat (12/5/2023), harga AMRT menguat 2,08 persen secara harian, sehingga parkir di Rp2.940. Sepanjang 2023, saham AMRT telah menguat 7,30 persen.

Sejalan dengan pergerakan sahamnya, Alfamart juga menorehkan kenaikan kinerja sepanjang kuartal I/2023. Toko kelontong modern ini bahkan menyalip kinerja penjualan pesaing terdekatnya, Indomaret milik Grup Salim.

Selama kurun Januari—Maret 2023, AMRT mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp26,16 triliun. Realisasi tersebut meningkat 14,22 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp22,90 triliun.

Kenaikan pendapatan Alfamart disumbang oleh pertumbuhan seluruh segmen, terutama segmen makanan yang naik 19,50 persen secara tahunan menjadi Rp18,73 triliun pada kuartal I/2023. Sementara itu, segmen nonmakanan tumbuh 2,79 persen year on year (YoY) dari Rp7,23 triliun menjadi Rp7,43 triliun.

Sejalan dengan naiknya pendapatan, laba bersih AMRT meningkat 14,80 persen YoY dari Rp675,80 miliar menjadi Rp775,82 miliar.

Meski tidak berstatus sebagai perusahaan terbuka, kinerja Indomaret bisa dilihat dari laporan perusahaan pengelolanya, PT Indomarco Prismatama, yang dikonsolidasikan dalam PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET). Bos Indofood Anthoni Salim tercatat sebagai investor DNET yang menggenggam 25,30 persen saham perusahaan per 31 Maret 2023.

Per Maret 2023, Indomaret mengakumulasi penjualan bersih sebesar Rp25,61 triliun, lebih rendah daripada Alfamart. Kinerja penjualan Indomaret pada kuartal I/2023 merefleksikan pertumbuhan 8,99 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp23,49 triliun.

Dari sisi bottom line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Indomaret justru terkoreksi 45,17 persen menjadi Rp291,87 miliar daripada Rp532,34 miliar pada kuartal I/2022.

Selain pertumbuhan pendapatan dan laba, AMRT juga melaporkan bahwa pangsa pasarnya mengalami peningkatan. Mengacu pada Nielsen Retail Audit, market share AMRT pada 2022 mencapai 32,2 persen atau naik 130 basis poin daripada posisi 2021 sebesar 30,9 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper