Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft memutuskan tidak memberikan kenaikan gaji terhadap seluruh pekerja purnawaktu tahun ini untuk membantu mengatasi ketidakpastian ekonomi.
CEO Microsoft Satya Nadella menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memberikan "hasil yang cukup" untuk berinvestasi dalam pergeseran platform besar ke arah pengembangan kecerdasan buatan.
Nadella juga mengatakan bahwa Microsoft telah menaikkan gaji karyawan pada 2022. Namun, perusahaan akan mempertimbangkan kenaikan gaji untuk pekerja per jam sambil mempertahankan program bonus dan penghargaan saham tanpa "terlalu banyak membiayainya".
"Sebagai perusahaan, kami mengakui bahwa menavigasi lingkungan ekonomi yang dinamis dan pergeseran platform besar memerlukan keputusan kritis dalam bagaimana kami berinvestasi pada orang-orang kami," jelas juru bicara perusahaan, mengutip Bloomberg, Kamis (11/5/2023).
Sebagaimana diketahui, perusahaan teknologi ini telah melakukan pemangkasan pengeluaran secara global untuk mengakomodasi permintaan yang lesu dan memperkuat keuangan dalam menghadapi potensi resesi.
Tahun ini, Microsoft juga melakukan PHK terhadap ribuan karyawan, sama seperti induk perusahaan Facebook, Meta Platforms Inc., hingga Amazon.com Inc.
Baca Juga
Microsot bulan lalu melaporkan bahwa laba dan penjualan triwulanan melampaui proyeksi dan sedang bertaruh dengan pengembangan kecerdasan buatan, dengan investasi sebesar US$10 miliar atau setaran dengan Rp 147 triliun untuk OpenAI dan chatbot pencarian internet Bing.
Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan penjualan layanan cloud Azure, iklan pencarian, dan program produktivitas kantor di masa depan.
Nadella mengaku bahwa perusahaan tidak mengambil keputusan ini dengan mudah dan telah mempertimbangkan selama beberapa bulan.
"Tahun ini kondisi ekonomi sangat berbeda di banyak dimensi, termasuk permintaan pelanggan, pasar tenaga kerja, dan investasi yang diperlukan untuk siklus inovasi berikutnya," jelas Nadella.