Bisnis.com, SOLO - China dan Rusia diprediksi akan menari di atas penderitaan AS yang belakangan disebut terancam gagal bayar utang.
Dilansir dari SCMP, direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines telah memperingatkan bahwa China dan Rusia mungkin akan berusaha mengeksploitasi kegagalan Washington untuk membayar utang.
Tidak sedih, China dan Rusia justru menjadi dua negara yang akan senang dengan kegagagalan AS dalam membayar utang mereka itu.
Menurut intelojen AS, China dan Rusia akan menggunakan wacana kegagalan bayar utang AS tersebut untuk propaganda tentang tidak berfungsinyas sistem ekonomi Washington.
"Hampir pasti bahwa kedua negara akan menggunakan acara semacam itu untuk tujuan propaganda melalui "operasi informasi", menggunakannya sebagai bukti bahwa sistem politik AS tidak berfungsi," kata Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat beberapa waktu lalu.
Haines mengatakan komunitas intelijen tidak memiliki informasi untuk memberikan penilaian independen, tetapi dia mengatakan bahwa default akan menciptakan "ketidakpastian global" tentang nilai dolar, kepemimpinan AS, dan institusi Amerika.
Baca Juga
Komentar Haines muncul saat pemerintahan Presiden Joe Biden menghadapi pertempuran politik yang sengit terkait peningkatan batas utang AS.
Bukan hanya Haines yang mengatakan demikian. Pejabat ekonomi senior Gedung Putih Shalanda Young membingkai situasi plafon utang sebagai “tidak kurang dari ujian atas apa yang berhasil di dunia ini.
Young, direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, mengatakan China akan "senang" melihat Washington gagal memperpanjang plafon utang nasional dan mendorong negara itu ke dalam "kekacauan" gagal bayar.
“Mereka suka melihat kekacauan dalam sistem Amerika,” katanya kepada wartawan.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen kembali buka suara terkait kemungkinan terjadinya gagal bayar (default) utang.
Yellen sudah resah akan kemungkinan default sejak akhir tahun lalu, sebab Kongres AS belum menaikkan pagu utang pemerintah.