Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered PLC. (StanChart) mengumumkan membukukan laba sebelum pajak sepanjang tiga bulan pertama mencapai US$1,81 miliar atau Rp26,85 triliun.
Melansir laporan Reuters pada Rabu (26/4/2023), laba StanChart tersebut meningkat 21 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar US$1,49 miliar atau senilai Rp22,1 triliun.
Lebih lanjut, penghijauan pada sisi bottom line StanChart tersebut salah satunya didorong oleh kenaikan suku bunga. Kondisi yang mendukung pendapatan bisnis, manajemen kas, dan perbankan ritel perseroan.
Manajemen Standard Chartered mengatakan pendapatan dalam bisnis manajemen kas korporatnya meningkat tiga kali lipat. Perusahaan disebut memperhatikan disiplin harga yang kuat dengan menerapkan manajemen interest rate pass-through.
Di samping itu, Pendapatan perbankan ritel StanChart naik 53 persen didorong oleh pendapatan deposito yang juga naik tiga kali lipat menjadi $771 juta atau senilai Rp11,44 triliun.
Chief Executive Standard Chartered Bill Winters mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan pendapatan bank akan terus tumbuh pada kisaran 10 persen tahun ini. Hal tersebut seiring dengan besarnya portofolio pinjaman StanChart di tengah kebijakan suku bunga tinggi di berbagai negara.
Baca Juga
Sementara itu, bank yang memperoleh sebagian besar pendapatannya di Asia tersebut mencatat bahwa torehan laba pada kuartal I/2023 menjadi yang terbesar sejak awal tahun 2014.