Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Selatan Investasi Rp225,31 Triliun untuk Baterai Kendaraan Listrik

Korea Selatan adalah rumah bagi tiga dari lima produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia
LG Energy Solutions Korea Selatan/GettyImage.
LG Energy Solutions Korea Selatan/GettyImage.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Korea Selatan dan perusahaan baterai terkemuka negara tersebut berencana secara bersama-sama mengucurkan investasi 20 triliun won atau setara US$15,1 miliar (Rp225,31 triliun) hingga 2030 untuk mengembangkan teknologi baterai canggih, termasuk baterai solid-state.

"Investasi bersama akan memungkinkan Korea Selatan untuk memulai produksi komersial baterai solid-state lebih cepat dari yang lain,” kata Kementerian Perindustrian Korea Selatan dalam sebuah pernyataan resmi, mengutip Reuters, Kamis (17/4/2023).

Korea Selatan adalah rumah bagi tiga dari lima produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia. Mereka adalah LG Energy Solution Ltd (LGES), Samsung SDI Co Ltd, dan SK On.

Ketiganya secara kolektif mengendalikan lebih dari seperempat pasar baterai EV global dan memasok pembuat mobil besar termasuk Tesla Inc, Volkswagen AG, General Motors Co, dan Ford Motor Co.

Menteri Industri Korea Selatan mengatakan ketiga perusahaan baterai tersebut akan membangun pabrik produksi percontohan di Korea Selatan yang akan berfungsi sebagai pusat inovasi produk dan manufaktur mereka.

Pabrik akan digunakan untuk menguji dan memproduksi produk canggih seperti baterai solid-state, baterai sel 4680 silinder dan baterai bebas kobalt, sebelum meluncurkan produksi massal dari lokasi produksi mereka di luar negeri.

Seperti diketahui, pembuat baterai EV berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi baterai baru yang menjanjikan jarak tempuh yang lebih jauh, kepadatan energi yang lebih tinggi, dan keamanan yang lebih baik daripada baterai lithium-ion konvensional.

Raksasa baterai China CATL baru saja meluncurkan condensed matter battery pada Rabu (19/4/2023) yang diharapkan dapat memulai produksi massal akhir tahun ini untuk menggerakkan EV.

Produsen baterai top dunia itu mengatakan bulan lalu merasa kesulitan untuk menghasilkan produk yang layak secara teknologi dan kompetitif berdasarkan baterai solid-state, sebuah teknologi yang juga sedang diteliti oleh Toyota Motor Corp Jepang dan Volkswagen Jerman.

Kementerian Perindustrian mengatakan Korea Selatan memiliki rencana untuk melipatgandakan kapasitas produksi bahan katoda dalam negeri dan mengekspor tiga kali lipat peralatan terkait produksi baterai dengan investasi tersebut.

Rencana tersebut muncul setelah pemerintah setempat pada awal bulan ini mengumumkan rencana dukungan keuangan sebesar 7 triliun won untuk pembuat baterai domestik yang ingin berinvestasi dalam infrastruktur di Amerika Utara untuk membantu mereka mengatasi Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS.

Awal bulan ini, Departemen Keuangan AS meluncurkan aturan pajak kendaraan listrik yang lebih ketat, yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan Amerika Serikat pada China dalam hal rantai pasokan kendaraan listrik.

Sebagai catatan, Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS mensyaratkan 50 persen dari nilai komponen baterai untuk diproduksi atau dirakit di Amerika Utara agar memenuhi syarat mendapatkan kredit sebesar US$3.750 dan 40 persen dari nilai mineral kritis yang bersumber dari Amerika Serikat atau mitra perdagangan bebas juga untuk US$3.750 kredit.

Di bawah aturan terbaru, 16 model EV sekarang memenuhi syarat untuk kredit pajak penuh atau sebagian, berdasarkan ambang batas baru yang mengharuskan persentase tertentu dari komponen baterai dan mineral berasal dari negara yang memenuhi syarat.

Menurut analisis dari broker Korea Investment & Securities, hampir 80 persen EV yang memenuhi syarat untuk kredit pajak federal AS menggunakan baterai dari tiga pembuat sel utama Korea Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper