Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat penjualan dan pembangunan rumah baru di London turun ke level terendah dalam sekitar satu dekade terakhir. Hal ini menandakan bahwa pasar perumahan di kota tersebut dalam kondisi krisis.
Berdasarkan dari pemberitaan Bloomberg (19/4/2023) tingkat penjualan rumah cukup rendah dikarenakan para pembeli kekurangan modal.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Milior London, pada Kuartal I/2023, penjualan rumah baru merosot sebesar 39 persen (year-on-year/yoy) menjadi 3.768 unit.
Data tersebut menunjukan kinerja yang lebih buruk dibandingkan saat pandemi Covid-19, dan merupakan angka terendah sejak 2012.
Kemerosotan juga tercermin dari aktivitas pembangunan di Ibu Kota Inggris tersebut.
Diketahui bahwa tiga bulan pertama pada 2023, jumlah rumah baru yang terselesaikan sendiri lebih rendah dari tahun 2014, yakni turun menjadi 3.076 unit.
Baca Juga
Kemudian diketahui juga bahwa program pemerintah Help to Buy yang bertujuan untuk membantu orang membeli rumah untuk pertama kalinya, ditutup pada tahun lalu.
Di lain sisi, pembeli baru juga harus menghadapi efek dari suku bunga yang lebih tinggi dan krisis biaya hidup. Contohnya pada Kuartal I/2023, pembayaran hipotek di London mencapai 61,1 persen dari penghasilan bersih rata-rata pembeli pertama, level tertinggi sejak tahun 2007.
"Pembangun perumahan utama sekarang secara terbuka mengiklankan insentif untuk mendapatkan momentum penjualan kembali," kata penulis laporan, termasuk kontribusi untuk hipotek dan tagihan utilitas, mengutip dari Bloomberg (19/4/2023).
Akan tetapi, aktivitas pembangunan yang lambat menunjukkan bahwa tekanan perumahan London kemungkinan tidak akan membaik dalam waktu dekat. Permintaan rumah baru juga diperkirakan akan menyusut.
Menurut Molior, jika jumlah aplikasi perencanaan terus berjalan dengan kecepatan saat ini, 2023 akan menjadi yang terendah setidaknya sejak 2009.