Bisnis.com, JAKARTA – Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) optimistis tetap bisa mengejar target pertumbuhan 2 hingga 4 persen tahun ini.
Meskipun pada Februari tahun ini, penjualan semen INTP mengalami penurunan volume dari Januari lalu yang mencapai 1,45 juta ton menjadi 1,3 juta ton.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Oey Marcos mengatakan pihaknya masih bisa melihat pertumbuhan penjualan INTP lantaran pascapandemi, pembangunan yang sempat tertunda akan dilanjutkan kembali.
Selain itu, Oey menyebutkan tingginya harga batu bara sejauh ini tidak berdampak pada permintaan semen perusahaan yang digawanginya.
"Sejauh ini tingginya harga batu bara tidak berpengaruh ke permintaan ya," kata Oey kepada Bisnis pada Rabu (12/4/2023).
Apalagi, saat ini Indonesia masih mengerjakan pekerjaan rumah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) juga geliat perekonomian nasional juga kini mulai terlihat yang akan berdampak positif pada konsumsi semen nasional tahun ini.
Baca Juga
Dengan demikian dia berharap, optimisme seiring pulihnya perekonomian nasional ini bisa berjalan baik hingga akhir tahun. INTP pun berharap kinerja perusahaan sesuai dengan proyeksi, yaitu sekitar 2-4 persen.
“Kami harapkan kondisi ini terus terjaga sehingga target pertumbuhan kami di tahun ini sekitar 2-4 persen dapat tercapai,” tambah Oey.
Di sisi lain, dia menilai industri semen pada tahun ini tetap dibayangi keraguan pasar. Oey berharap pemerintah bisa menjaga stabilitas perekonomian, sehingga investasi tetap mengalir meskipun ada ketegangan politik global.
Dengan demikian, investor dapat mempercayai kondisi internal perekonomian Indonesia dan tidak ragu untuk menanamkan modal di industri tanah air.
“Hal ini sangat penting untuk memberikan kepercayaan dan rasa optimisme kepada para investor yang saat ini memandang positif akan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Oey.
Pada Februari 2023, INTP membukukan volume penjualan semen sebesar 1,3 juta ton atau bertumbuh sebesar 3 persen dibandingkan penjualan pada Februari tahun lalu.
Sementara pada Januari INTP mencatat penjualan sebanyak 1,45 juta ton yang setara dengan pertumbuhan penjualan sebesar 2 persen dibandingkan penjualan pada Januari tahun lalu yang mencapai 1,4 juta ton.