Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agung Sedayu Group (ASG) Genjot Okupansi Pascalebaran

Agung Sedayu Group mengatakan pada periode mudik okupansi cenderung turun dan naik kembali setelah orang kembali ke kota.
The 1O1 Jakarta Sedayu Dharmawangsa, Jakarta.
The 1O1 Jakarta Sedayu Dharmawangsa, Jakarta.

Bisnis.com, JAKARTA — Lini bisnis Agung Sedayu Group (ASG) mengatur strategi meningkatkan okupansi pasca-lebaran. Hal ini guna menutupi penurunan permintaan kamar hotel sepanjang periode mudik. 

Assistant Director of Marketing and Branding at Vertu & Yello Hotels Harmoni, Roman Soleh, mengatakan pada periode mudik, okupansi hotel sedikit tertekan dibandingkan hari normal. 

Sebagaimana diketahui, hotel-hotel yang dikelola ASG di Jakarta umumnya digunakan untuk kepentingan bisnis oleh korporasi ataupun agenda pemerintah. Sementara, kedua market tersebut dipastikan akan berlibur ke luar kota, sehingga okupansi akan terkoreksi. 

Sebagai informasi, beberapa hotel milik ASG yaitu Harris Vertu Hotel Harmoni, Yello Hotel Harmoni, Pesona Alam Resort & Spa, Harris Suites Puri Mansion, All Sedayu Kelapa Gading, The Botanica Sanctuary, The 101 Jakarta Sedayu Dharmawangsa, Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, dan Oakwood Apartements PIK Jakarta.

"[Okupansi] kalau untuk angka berbeda-beda, karena memang ada beberapa hotel yang ada di Bogor, Jakarta, PIK sendiri jadi memang berbeda-beda. Kalau sampai target sih pasti menuju kesana, tapi beda dengan kondisi normal," jelasnya. 

Meski tak menyebutkan pasti proyeksi penurunan okupansi periode lebaran, Roman memastikan, jika dibandingkan tahun ke tahun telah terjadi peningkatan. Terlebih pada tahun 2021-2022 yang merupakan masa transisi pandemi ke endemi.

Kebijakan pemerintah untuk mencabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diiringi dengan kebijakan melepas masker dan tak lagi diberlakukannya pedulilindungi sebagai syarat ampuh meningkatkan okupansi pada akhir 2022. 

"Itu sangat membantu peningkatan okupansi hotel, dan itu baru berasa di akhir 2022, dan di 2023 ini kita berharap semuanya sudah normal," imbuhnya. 

Di sisi lain, dia mengungkap pihaknya menawarkan berbagai macam paket liburan pasca-lebaran yang mencakup berbagai aktivitas dan paket layanan lainnya. Roman menyebutkan paket-paket pasca-lebaran yang menarik seperti aktivitas anak, laundry, breakfast-launch, dan lainnya. 

"Kalau pasca-lebaran itu adalah orang-orang yang memang dia pulang kampung terus mereka pas balik mereka butuh satu tempat untuk tinggal tapi gak ada pekerjaan rumah, biasanya paket itu kita sebutnya Lebaran Package atau Longstay Package," terangnya. 

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) optimistis bisnis perhotelan akan melaju pada pekan ke-3 periode Ramadan atau menjelang Idulfitri 2023.  

Wakil Ketua Umum PHRI Iswandi Said mengatakan, peningkatan okupansi akan beragam, tergantung dengan daerah yang dituju. Namun, rata-rata okupansi akan meningkat hingga 25 persen dari minggu pertama ke minggu ketiga Ramadan. 

"Awal bulan ini rata-rata di bawah 50 persen, biasanya minggu ke-3 bulan Ramadan mulai meningkat ke 75 persen," kata Iswandi. 

Menurutnya, okupansi hotel tertinggi di periode menjelang Lebaran 2023 akan terjadi di wilayah destinasi wisata yang populer, seperti Yogyakarta dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper