Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memaparkan sejumlah asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, seperti pertumbuhan ekonomi di angka 5,3-5,7 persen hingga berbagai indikator pembangunan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat dari sisi potensi pada 2024, arah suku hunga acuan seharusnya akan lebih turun sehingga perlahan akan hilang tekanan dari besarnya suku bunga tersebut.
“Artinya dunia usaha itu walaupun memang kami nggak akan lagi menikmati suku bunga yang sampai 0 persen seperti tahun lalu, fed fund rate, paling tidak tekanan dari kenaikan suku bunga acuan mengurangi biaya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).
Seiring dengan proyeksi suku bunga acuan yang menurun, Andry menyampaikan seharusnya biaya dalam usaha ikut menurun dan mendorong kesempatan bagi pelaku usaha untuk memperbaiki bisnisnya.
Pasalnya, saat ini yang terjadi justru tantangan bagi dunia usaha di mana seharusnya pendapatan berangsur pulih, karena tertekan biaya yang tinggi, seperti depresiasi nilai tukar, biaya tenaga kerja yang naik, dan meningkatnya biaya dari suku bunga, mengakibatkan dunia usaha belum bangkit sepenuhnya.
“Kalau itu bisa turun, itu juga mengurangi cost, dan opportunitiy dunia usaha lebih baik,” jelasnya.
Adapun, berangkat dari kondisi tersebut, Andry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan berada di angka lima persen. Jika pun lebih tinggi, berada di level terbawah dari target yang Menkeu Sri Mulyani sebutkan.
“Saya lihat di range 5,3-5,7 itu akan ada di range bawah, tetapi realtif lebih recover dibandingkan 2022, harapannya da potensi lebih baik dari 2022,” katanya.
Sementara dari sisi inflasi, Andry optimistis dapat terus mengalami tren penurunan, di mana hingga 2024 dapat mendekati target. Terlebih tidak akan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak di masa tahun politik.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 5,3 hingga 5,7 persen pada 2024, seiring dengan prospek ekonomi global yang membaik.
“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan antara 5,3-5,7 persen. itu berarti momentumnya masih akan terus terakselerasi,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023, Kamis (6/4/2023).
Selain itu, proyeksi inflasi akan berada pada rentang 1,5 hingga 3,5 persen, nilai tukar rupiah di kisaran tertinggi pada Rp15.400 per dolar AS, dengan tingkat imbal hasil SBN 10 tahun diperkirakan mencapai kisaran 6,5 hingga 7,4 persen.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah juga menargetkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada kisaran US$75 hingga US$85 per barel, lifting minyak di 592.000 hingga 651.000 barel per hari, dan lifting gas mencapai kisaran 1.007 juta hingga 1.058 juta barel setara minyak per hari.
Pemerintah juga telah menetapkan sasaran pembangunan untuk 2024, diantaranya tingkat kemiskinan ditargetkan turun ke kisaran 6,5 hingga 7,5 persen, rasio gini turun ke tingkat 0,374 hingga 0,377, dan tingkat pengangguran terbuka turun ke kisaran 5,0 hingga 5,7 persen.